Alat Pembuat Limbah Sampah Plastik Disulap Jadi BBM Cantik

Potret BBM Cantik, Bahan Bakar Ramah Lingkungan dari Bahan Plastik

TANJUNG, Klikkalsel.com – Inovasi yang diciptakan Ahmad Soleh warga Tabalong, yaitu membuat alat yang dapat mengubah sampah plastik menjadi 3 macam bahan bakar.

Diketahui, inovasi tersebut bernama BBM Cantik, yaitu Bahan Bakar Ramah Lingkungan dari Bahan Plastik.

BBM Cantik merupakan alat yang menghasilkan bahan bakar sejenis bensin, minyak tanah dan solar hanya dari limbah plastik.

Inovator BBM Cantik, Ahmad Soleh menceritakan, latar belakang pembuatan alat tersebut ketika ia mempelajari apasaja yang diambil kebanyakan pemulung dan yang ditinggalkannya, ternyata yang ditinggal adalah sampah plastik.

“Kalau dibiarkan maka akan merusak lingkungan, satu-satunya jalan agar tidak kembali ke TPA dibikin BBM,” ucapnya Senin (23/5/2022).

Sedangkan Kepala UPTD-TPA, Dinas LH Tabalong, Ilham Ansyarul Hakim menjelaskan, dalam inovasi itu tersebut terdapat beberapa alat yang saling berhubungan.

Baca Juga : Audensi dengan Sandiaga Uno, Bupati Tabalong Paparkan Potensi Wisatawan Tabalong

Baca Juga : Lomba Kerajinan di Tabalong, Dewan Juri Terkejut Melihat Hasil Karya Peserta

Proses pertama, yaitu tungku pembakaran dengan bahan tertentu yang dibakar dengan bahan bakar kayu selama setengah jam untuk mendongkrak menyalakan suhu sampai 120 derajat.

“Setelah setengah jam akan dipanaskan melalui gas metan,” lanjutnya.

Kemudian plastik dibakar selama 3 hingga 4 jam lamanya sehingga mendapatkan uab atau cairan yang mengalir melalui filter untuk menghilangkan kotoran.

Setelahnya uab atau cairan akan dialirkan ke kondensor, ketika suhu mencapai 90 derajat maka mengalirlah tiga jenis BBM.

“Sejenis solar di pipa pertama, sejenis minyak tanah pipa kedua, sejenis bensin pipa ketiga,” ujarnya.

Diketahui, dalam satu kilo plastik mampu produksi hingga 0,7 liter dalam tiga jenis pipa tuangan tadi.

Namun alat tersebut masih memiliki kendala dengan bau yang masih dikategorikan menyengat sehingga belum mendapatkan izin untu pemakaiannya.

Selain itu, Soleh juga mengungkapkan terdapat kendala dalam dukungan pemerintah mengenai alat tersebut.

“Kita menunggu jawaban pemerintah, inikan membantu untuk agar ramah lingkungan,” pungkasnya.(dilah)

Editor : Amran