Ada Makna dan Keistimewaan di Balik 10 Muharram, Paman Birin Bagikan Ribuan Porsi Bubur Asyura

Gubernur Kalsel Sahbirin Noor menyuguhkan bubur Asyura untuk dibagikan kepada seluruh pegawai ASN dan Non ASN di lingkungan Pemprov Kalsel.

BANJARBARU, klikkalsel.com – Gubernur Kalsel Sahbirin Noor memimpin peringatan 10 Muharram 1446 Hijrah yang diikuti ribuan ASN dan non ASN jajaran SKPD di halaman Setdaprov Kalsel, Banjarbaru, Kamis (18/7/2024). Peringatan 10 Muharram ini ditandai dengan pembagian bubur Asyura sebagai wujud syukur umat muslim atas terlaksananya anjuran sunnah Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam (SAW).

Sebelum pembagian bubur, Pimpinan Pondok Pesantren Darussalam Martapura, KH. Hasanuddin Badruddin menyampaikan tausiah dan serta keutamaan hari Asyura yang telah dilalui pada 17 Juli 2024.

Hari Asyura, kata KH Hasanuddin, adalah hari ketika Allah menyelamatkan Nabi Musa AS beserta kaumnya (Bani Israil) dan menenggelamkan Firaun beserta bala tentaranya. Peristiwa bersejarah itu kemudian dikenang dengan melakukan ibadah puasa pada hari tersebut.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim, Abu Musa al-Asy’ari mengatakan: “Hari Asyura adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan dijadikan oleh mereka sebagai hari raya, maka Rasulullah SAW bersabda: “Berpuasalah kamu sekalian pada hari itu.”

Sejarah Puasa Asyura juga dituliskan dalam hadis Ibnu Abbas, seorang sahabat, saudara sepupu Nabi yang dikenal sangat ahli dalam tafsir Al-Qur’an. Dalam hadis itu diriwayatkan bahwa saat Nabi berhijrah ke Madinah, beliau menjumpai orang-orang Yahudi di sana mengerjakan puasa Asyura. Nabi pun bertanya tentang alasan mereka berpuasa.

Baca Juga DPD Partai Golkar Bersama Acil Odah Bagikan Bubur Asyura di Momentum 10 Muharram

Baca Juga Peringati 10 Muharram, Golkar Banjarmasin Bagikan Bubur Asyura Kepada Warga

Mereka menjawab: “Ini adalah hari istimewa, karena pada hari ini Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, Karena itu Nabi Musa berpuasa pada hari ini. Rasulullah pun bersabda: “Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian”. Maka beliau berpuasa dan memerintahkan sahabatnya untuk berpuasa. (HR. Bukhari dan Muslim).

“Padahal yang disunahkannya pada 10 Muharram itu adalah berpuasa. Namun kebiasaan kita di tanggal itu malah membuat bubur Asyura dan membagikannya kepada warga sekitar,” tuturnya.

Adapun salah satu keutamaan melaksanakan Puasa Asyura pada 10 Muharram bisa menghapuskan dosa setahun. Keutamaan tersebut sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Nabi berikut ini:

“Nabi SAW ditanya tentang Puasa Asyura, beliau menjawab: “Puasa pada han dosa yang dimaksud dalam hadis tersebut, maka Imam Nawawi menjelaskan dalam kitab Al Minhaj syarah Sohih Muslimari Asyura menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim).

Di tanggal 11 Muharram ini, Guru Hasanuddin bersyukur Gubernur Kalsel Sahbirin Noor atau yang akrab Paman Birin melaksanakan kegiatan pembagian bubur asyura dan dapat dinikmati oleh jajaran lingkup Pemprov Kalsel tersebut. Karena sabda Nabi Muhammad SAW kepada sahabatnya, memerintah untuk berpuasa pada 9-10 Muharram dan selepas itu membagikan bubur yang bernama Asyura.

“Kita perlu mensyukurinya karena mendapat nikmat sehat dan nikmat yang dibagikan lewat bubur Asyura ini oleh Paman Birin, Alhamdulillah,” tandasnya.

Sementara itu, suasana khidmat dan kebersamaan mewarnai pembagian bubur Asyura. Terlebih lagi Paman Birin secara langsung turun tangan membagikan ribuan porsi.

“Yang jelas adalah wujud rasa syukur kita kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Kita maknai momen istimewa ini untuk saling berbagi,” pungkasnya.

Salah satu pegawai dari BPSBTPH Provinsi Kalsel, Nove Arisandi mengaku senang karena di peringatan Hari Asyura ini menjadi momentum kebersamaan antar sesama umat Muslim di lingkup Pemprov Kalsel. Dia berharap acara ini menghadirkan keberkahan tersendiri untuk pegawai sekitarnya.

“Semoga, peringatan hari asyura ini. Kita sebagai warga Kalimantan Selatan mendapatkan keberkahan, dan Alhamdulillah dibawah kepemimpinan Paman Birin kembali dapat kita rayakan bersama,” tandasnya. (rizqon)

Ediror: Abadi