BANJARBARU, klikkalsel.com – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI AD Suharyanto bertandang ke Kalimantan Selatan (Kalsel), Selasa (25/7/2023). Kedatangannya ke Kalsel sebagai atensi terhadap salah satu daerah prioritas pencegahan dan penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Jenderal TNI AD bintang tiga itu didampingi Gubernur Kalsel Sahbirin Noor memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Penanganan Darurat Karhutla di salah satu hotel di kota Banjarbaru. Rapat ini turut diikuti Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kalsel hingga jajaran BPBD se Kabupaten/Kota di Kalsel seerta Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI Fajar Setyawan.
Diketahui, berdasarkan rekapitulasi bencana karhutla Kalsel 2023 per 22 Juni 2023 mencatat 3.281 titik api dengan luasan terbakar 425,381 hektar. Dua kabupaten/kota menjadi daerah paling parah terdampak. 163,73 hutan dan lahan terbakar di Banjarbaru dan 120,33 hektar di Kabupaten Tanah Laut.
Kepala BNPB Letjen TNI AD Suharyanto menyebut Kalsel menjadi salah satu dari enam provinsi prioritas BNPB untuk menghadapi ancaman bencana saat musim kemarau sekarang. Dikatakannya selain momok karhutla, ancaman kekeringan lahan tahun ini juga akibat fenomena perubahan iklim El Nino.
“Pak Presiden sudah berulang kali mengingatkan, saat ini kita harus antisipasi bencana kekeringan panjang akibat fenomena perubahan iklim El Nino. Jadi Pak gubernur untuk ketersediaan air di daerah juga harus dipastikan agar betul-betul tersedia saat kemarau panjang,” pesannya kepada Paman Birin sapaan akrab Gubernur Kalsel.
Keenam provinsi prioritas tersebut adalah Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
Baca Juga : Teknologi Modifikasi Cuaca Siap Dikerahkan Untuk Pengendalian Karhutla Kalsel
Baca Juga : Dewan Kalsel Kaji Angkutan Massa Dengan Konsep Buy The Service
Suharyanto mengatakan, menurut prediksi BMKG, fenomena El Nino yang akan berlangsung tahun ini relatif lebih kecil dibandingkan dengan periode sebelumnya.
“Menurut BMKG fenomena El Nino tahun ini tidak seperti pada tahun 2015 dan 2019. Namun bukan berarti kita bisa menyepelekan hal tersebut, kewaspadaan harus tetap ditingkatkan,” tegasnya mewanti-wanti.
Suharyanto kembali mengingatkan arahan Presiden RI untuk mengutamakan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan. Dia meminta operasi darat dan upaya teknologi modifikasi cuaca dapat terus dimaksimalkan untuk mencegah karhutla meluas dan kekeringan. Dirinya menilai upaya water bombing merupakan upaya terakhir.
“Kita maksimalkan dulu operasi darat dan upaya teknologi modifikasi cuaca, water bombing adalah upaya terakhir, upaya ini juga terus kita evaluasi,” pungkasnya.
Menindaklanjuti arahan Kepala BNPB, Paman Birin menyampaikan Kalsel telah melakukan kesiapan dan langkah antisipasi ancaman kekeringan di musim kemarau saat ini. Dia mengatakan, menerbitkan peraturan gubernur terkait pencegahan dan penanganan karhutla untuk ditindaklanjuti bersama jajaran pemerintah kabupaten/kota se-Kalsel.
“Kalsel ada ancaman Banjir dan Karhutla. Jadi kita sudah mengantisipasi, bersiap antisipasi Karhutla saat musim hujan dan sebaliknya bersiap menghadapi banjir saat kemarau,” ucapnya .
Paman Birin juga siap memberikan dukungan penuh terhadap anggaran penanggulangan bencana di Banua. Mengingat ini adalah masalah kemanusiaan.
“Untuk anggaran kebencanaan tidak terbatas, ini adalah masalah kemanusiaan,” ujarnya.
Dalam rapat kordinasi Penanganan Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan di Kalsel tersebut. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menyerahkan secara simbolis bantuan peralatan penanganan Karhutla kepada Gubernur Sahbirin Noor senilai Rp 5,6 miliar.
Bantuan berupa barang tersebut di antaranya pompa induk, pompa sedang, pompa jinjing, selang, nozel, konektor, alat pelindung diri (APD) dan flexibel tank 5000 liter. (rizqon)
Editor: Abadi