325 Ribu Penduduk di Kalsel Gangguan Jiwa

Foto Ilustrasi

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Dari penduduk Kalimantan Selatan (Kalsel) yang berjumlah 4 juta lebih, ada sebanyak 325 ribu jiwa mengalami gangguan jiwa.

Data itu berdasarkan estimasi Rikesda (Riset Kesehatan Dasar) Kalsel, rinciannya 314 ribu orang mengalami gangguan jiwa ringan dan 11 ribu orang mengalami gangguan jiwa berat.

Bahkan, dalam dua tahun terakhir ini orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) sedang maupun berat mengalami peningkatan yang signifikan yang dipicu oleh kesulitan ekonomi, gaya hidup, dan kebiasaan baru akibat pandemi Covid-19.

Kondisi ODGJ diperparah dengan acuhnya keluarga, bahkan banyak diantaranya yang menelentarkan. Termasuk didalamnya yang ditelantarkan di RSJ Sambang Lihum.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua DPRD Kalsel Muhammad Syaripuddin menyarankan, perlunya adanya sinergitas antar stake holder agar ODGJ terlantar ini mendapat perlakuan yang lebih baik.

Baca Juga : Risiko Gangguan Mental Atau Kejiwaan Lebih Tinggi Akibat Kemunculan Covid-19

Baca Juga : Niat Menengok Orangtua, Aulia Kaget Lihat Jasad Ayahnya Membengkak

“Terkadang, mereka itu dijadikan bahan candaan, bahan tertawaan. Padahal mereka itu manusia. Seharusnya kita yang menganggap diri kita normal berupaya untuk memanusiakan manusia,” katanya, Selasa (12/4/2022)

Pada 2016 saja, pihak RSJ Sambang Lihum memiliki ratusan pasien yang tidak bisa dikembalikan kepada keluarga masing-masing dengan alasan tidak menginginkan keluarga gila.

Selain tidak ada wali pasien, juga ternyata keluarga yang ada, tidak mampu jika merawat pasien. Karena pasien yang dinyatakan pulih bisa masuk dalam tiga tipe. Yakni pulih seutuhnya, pulih dengan kambuh, dan pulih yang perlu pengawasan.

Dan saat ini ada puluhan pasien di RSJ Sambang Lihum tidak mendapatkan perhatian dan ditelantarkan keluarganya. Padahal mereka sudah tidak perlu dirawat lagi.

Menurut dia, puluhan pasien itu semula didatangkan dari berbagai daerah dan instansi. Ada juga dari Dinas Sosial dan yang diantar langsung keluarganya.

“Mereka yang tidak mendapat perhatian keluarga atau yang tidak punya keluarga harusnya bisa diberdayagunakan, apalagi ODGJ dengan pulih seutuhnya. RSJ Sambang Lihum harus menggandeng stake holder dan berinovasi. Misal dengan mendirikan semacam rumah singgah, dimana didalamnya terdapat ODGJ yang berdaya guna dengan dibekali pelatihan vokasional. Dan tentunya kami di DPRD akan mendukung,” pungkasnya. (azka)

Editor : Akhmad