19 Disainer Banua Tampilkan Karya Terbaiknya di BSF 2019

Hasil karya desainer Banua yang menampikna busana dari Kain Sasirangan di BSF 2019.(foto : fachrul/klikkalsel)

BANJARMASIN, klikkalsel- Rangkaian Banjarmasin Sasirangan Festival (BSF) 2019 menampilkan beberapa feshion show Sasirangan karya dari disainer-disainer Banua.

Dimulai dari Opening Ceremony BSF 2019, 19 disainer yang tergabung dalam Banua Fashion Disainer menampilkan karya-karyanya, yang mana karya mereka tidak kalah dari feshion disainer Nasional.

Para disainer tersebut ialah, Nawang Yoedha, Fahmi Rezza, Livira, Astri, Mina Risa, Egy Galeri, Rama Amay, Icha Jihan, Nabil Salim, Rizky, Ibnu Hasan, Ira Ariani, Diandra, Hilda Feb, Dyah, Yusi Yusuf, Pipip Aisyah, Catherine, serta Yani Ungu.

Yusi Yusuf yang kala malam itu menampilkan gaun malam bertemakan Kambang Tarati (Teratai) mengungkapkan, bahwa ia baru kali pertama mengikuti Feshion Show untuk acara BSF ini.

Namun dikatakannya bahwa dirinya telah beberapa kali mengikuti Feshion Show untuk Sasirangan di Banjarmasin ini.

“Kalau tema utama yang ditampilkan dalam BSF warna warni nusantara, tadi yang saya bawakan itu Kambang Tarati,” tuturnya.

Sebagai disainer banua dirinya berharap dalam pagelaran BSF ini agar bisa lebih mencintai kebudayaan sendiri, seperti kain khas daerah bisa dipakai secara merata diberbagai kalangan.

“Harapan untuk kedepannya minimal para anak muda saat ini memahami cara membuat. Bagaimana porses pembuatan kain sasirangan, karena proses pembuatan kain sasirangan itu tidak mudah. Setiap motiv itu memberi arti dan makna,” ucapnya.

Kemudian, selain Yusi Yusuf, disainer muda asal banua Egy Galeri juga menampilkan beberapa disain sporty yang bisa di gunakan sehari-hari maupun dalam event tertentu.

Sedangkan disainer Banua lulusan perancang busana dari Jakarta, Nabil Salim, mengatakan bahwa proses pengolahan Kain Sasirangan menjadi busana, perlu diberi perhatian lebih, karena menurutnya untuk membuat desain pakaian modern bukanlah perkara mudah.

“Banyak aspek detail yang harus diperhatikan seperti saat pemotongan kain, penggambaran pola, hingga dijahit agar bisa dijadikan pakaian yang bisa bersaing di pasaran,” kata Nabil.

Ia mengharapkan agar kedepannya para pengrajin Sasirangan bisa lebih memperhatikan lagi, beberapa aspek detail dalam pengolahan Kain Sasirangan.

Menurutnya dalam membuat busana khususnya dari bahan Sasirangan agar bisa ditampilkan pada fashion show yang bergengsi, harus lebih mendalami lagi secara detil teknik pembuatan.

Selain itu ia juga memberikan suntikan motivasi bagi para pengrajin Sasirangan di banua agar lebih bisa meningkatkan kreativitas, karena dikatakannya seorang disainer merupakan seseorang yang tidak berhenti untuk berkreasi.(fachrul/adv)

Editor : Alfarabi

Tinggalkan Balasan