Religi  

Wujud Syukur Haul Datu Kelampayan ke-218, Paman Birin Pastikan Masjid Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari Diresmikan Tahun Ini

Gubernur Kalsel Sahbirin Noor bersama alim ulama dan habaib memanjatkan doa Peringatan Haul Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari atau Datu Kelampayan.

MARTAPURA, klikkalsel.com – Hujan mengguyur sebagai wilayah Kabupaten Banjar, tak terkecuali lokasi acara peringatan haul Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari atau Datu Kelampayan ke-218 di Desa Dalam Pagar Ulu, Kecamatan Martapura. Hal itu tak mengendorkan niat jemaah untuk berhadir, Senin (15/4/2023) pagi hingga menjelang siang.

Lautan jemaah dari berbagai pelosok Banua dan luar Kalimantan Selatan, bahkan luar negeri seperti Brunei Darussalam dan Malaysia tak ingin ketinggalan momen peringatan ulama kharismatik, pengarang kitab fiqih, salah satunya Sabilal Muhtadin yang menjadi rujukan dunia itu.

Tak hanya para jemaah, tamu undangan juga nampak hadir di Masjid Tuhfaturrogibin, yang mana penamaan masjid ini juga diambil dari kitab karangan Datu Kelampayan. Di antaranya Gubernur Kalsel Sahbirin Noor atau akrab disapa Paman Birin, Ketua TP PKK Kalsel Raudatul Jannah atau Acil Odah, Habib Ali Bin Abdullah Alaydrus, Pimpinan Madrasah Darussalam Tahfidz dan Ilmu Al-Qur’an Martapura KH. Wildan Salman, Pengasuh Ribath Nouraniyah Hasyimiyah Buya Arrazy Hasyim, Wakil Ketua Umum PBNU KH. Zulfa Mustofa, Para Zurriyat Datu Kelampayan, para Alim Ulama dan Habaib.

Acara peringatan haul dimulai dengan pembacaan sholawat, kalam Ilahi, sambutan-sambutan, manaqib atau riwayat hidup Datu Kelampayan hingga doa.

Kepada seluruh jemaah, Paman Birin mengucapkan terima kasih atas kehadiran dan kecintaan kepada ulama kharismatik kebanggaan masyarakat Banua.

“Alhamdulillah, selamat datang di bumi Lambung Mangkurat, tanah yang batuah tanah kelahiran Datu Kelampayan,” tuturnya.

Baca Juga : Pemprov Kalsel Bersama Masyarakat Sediakan 19 Warung Gratis Tunjang Haul 218 Datu Kelampayan

Baca Juga : Arus Balik 2024, Pelabuhan Trisakti Kembali Dibanjiri Penumpang

Paman Birin mengungkapkan, kalimat “Sinarnya Banua telah membuat Banua bersinar” yang sering diucapkannya memiliki makna yakni cahaya ilmu para ulama akan memancarkan ke seluruh Banua.

“Bersyukurlah kita hidup di Banua, di mana di bumi ini pernah hadir ulama, sesuai di zaman beliau, beliau belajar ke Makkah, menuntut ilmu berpuluh tahun kemudian kembali ke Banua dan kitab beliau Sabilal Muhtadin menjadi rujukan, kemudian juga menjadi nama masjid kebanggaan Kalsel di Banjarmasin,” ucapnya.

Paman Birin juga menyampaikan, bahwa seiring dengan perpindahan ibu kota provinsi, dari Kota Banjarmasin ke Kota Banjarbaru menjadi momentum bagi pemerintah untuk turut berpartisipasi dalam menggaungkan ulama Banua, yakni pembangunan masjid yang namanya berkaitan dengan Datu Kalampayan.

“Insya Allah di tahun 2024 ini akan kita resmikan masjid raya di Banjarbaru, nama masjidnya yakni Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari,” pungkasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum PBNU KH. Zulfa Mustofa, selain menceritakan sejarah singkat kehidupan Datu Kalampayan, juga menyampaikan Manuskrip kitab Sabilul Muhtadin Fittafaquh Biamriddin ditemukan oleh Dr. Ginanjar seorang filolog NU di koleksi Perpustakaan Universitas King Saud Riyad KSA dengan nomor kode 2318.

“Dalam data identitasnya disebutkan jika naskah ini adalah tulisan tangan sang pengarang, yaitu Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari pada hari Ahad 27 rabiul akhir 1196 H atau bertepatan dengan 22 April 1781 M atau 244 tahun silam,” ungkapnya.

Suasana jemaah Peringatan Haul Datu Kelampayan memadati ruas jalan Desa Dalam Pagar Ulu, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar.

Menurut KH. Zulfa Mustofa, jika saat ini masyarakat memperingati haul Datu Kelampayan ke-218 itu artinya kitab tersebut ditulis dalam manuskrip ini 26 tahun sebelum Syekh Arsyad wafat.

“Religius dan agamis penduduk Banjar dan Kalimantan yang kita saksikan hari ini terlebih haul seperti ini, menurut saya adalah buah kuatnya kerjasama ulama dan umara sejak zaman Datu Kelampayan sampai sekarang,” bebernya.

Ia juga menceritakan bagaimana sejarah serta kaitan Datu Kalampayan dengan para wali-wali di Nusantara.

“Jadi, sungguh beruntung masyarakat Banjar memiliki wali Allah seperti beliau,” pungkasnya. (rizqon)

Editor: Abadi