BANJARMASIN, klikkalsel – Masjid Jami, salah satu masjid yang bersejarah di kota Banjarmasin. Selain itu menjadi kebanggaan warga kota Banjarmasin.
Masjid yang memiliki arsitektur Banjar dan kolonial yang dibuat dengan bahan dasar kayu ulin ini, dibangun pada 1777.
Berada di Jalan Masjid Jami, Kelurahan Antasan Kecil Timur, masjid ini memiliki lima tiang pilar (utama).
Awalnya terletak di tepi Sungai Martapura, tapi pada masa 1934 dipindahkan kekawasan sekarang, Jalan Masjid Jami, Antasan Kecil Timur, Banjarmasin.
“Dulunya masjid jami yang terletak di tepian sungai Martapura sangat kecil sehingga untuk menampung jamaah tidak mencukupi,” ujar Qastalani (80), tetuha yang menetap di Gang Gusti Galuh, kawasan Masjid Jami, bercerita kepada klikkalsel, com, Senin (1/7/2019).
Ditemui di rumahnya, ia mengungkapkan, Masjid Jami kemudian dibangun secara bergotong-royong baik orang tua, anak muda, laki-laki dan perempuan
Untuk dana swadaya, secara bahu-membahu mengumpulkan dana. “Ada yang menyumbangkan tanah, perhiasan emas atau hasil pertanian,” katanya.
Sehingga, katanya, tidak lama kemudian di atas tanah seluas 2 hektare berdirilah Masjid Jami, yang sekarang sudah indah dan megah. Dan akhirnya bisa dimanfaatkan sebagai tempat beribadah dan kegiatan sosial lainnya hingga sekarang.
Diceritakannya, pembangunan Masjid Jami tersebut sempat ingin dibantu Belanda dalam pembangunannya melalui pajak, agar Pemerintah Belanda yang saat itu berada di Bumi Lambung Mangkurat mendapat tempat di hati masyarakat Banjar.
Namun niat tersebut ditolak mentah-mentah oleh warga sebab menerima bantuan dari penjajah. Apalagi dari hasil pajak dianggap haram. (azka)
Editor : Farid