BANJARMASIN, klikkalsel– Sebagian masyarakat menilai menanam kasturi tak banyak nilai ekonomisnya. Bahkan pohon kasturi saat ini banyak dimanfaatkan untuk kayu bakar dan mengancam punahnya buah kasturi.
Perkembangan zaman juga menjadi dampak terancamnya buah kasturi yang merupakan buah serupa dengan mangga. Walau bentuknya kecil, kasturi juga tak kalah manis dibanding mangga.
Ketua Panitia Khusus (Pansus) Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Pengelolaan Sumber Daya Genetik Lokal, Danu Ismadi Sadero pun mengakui kenyataan itu.
Dikemukakan politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, nyaris punahnya kasturi lantaran susah berbuah. “Apalagi musim hujan seperti ini tak bakalan ada buah kasturi,” ucap anggota Komisi II DPRD Kalsel ini, Kamis (14/12/2017).
Bukan itu saja, masyarakat menilai menanam kasturi tak banyak nilai ekonomisnya. Makanya mereka memilih menebang pohon kasturi, memanfaatkan batangnya untuk kayu bakar.
Atas dasar itu lah, dengan Raperda ini ia berharap genetika lokal daerah ini bisa dilestarikan.”Jangan sampai buah kasturi nanti hanya tinggal nama,” ujar Danu mengingatkan.
Terkait uji publik Raperda Pengelolaan Sumber Daya Genetik Lokal, yang sedang dibahas DPRD Kalsel yang hanya dihadiri 4 anggota pansus, Danu tak bisa berbuat banyak.
“Etikanya acara ini dihadiri seluruh anggota pansus. Namun banyak anggota yang sibuk, maka mereka pun tak hadir,” bebernya.
Memang kata dia, tak ada sanksi bagi anggota pansus yang tidak hadir. “Saya juga bisa maklum banyak anggota yang sibuk urusan di luar DPRD Kalsel, makanya tak bisa menghadiri kegiatan hari ini,” tutupnya.(elo syarif)
Editor : Amran