MARTAPURA, klikkalsel.com – Menteri Lingkungan Hidup RI, Hanif Faisol Nurofiq, melanjutkan kunjungannya ke Kabupaten Banjar setelah sebelumnya mengunjungi Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Tapin. Kali ini, ia menyambangi Bank Sampah Sekumpul di Jalan Pendidikan, Kelurahan Sekumpul, Kecamatan Martapura, Rabu (21/05/2025) siang.
Kunjungan Menteri LH disambut oleh Wakil Bupati Banjar Habib Idrus Al Habsyi, didampingi Kepala Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (DPRKPLH) Akhmad Baihaqi, serta Direktur Bank Sampah Sekumpul Dewi Heldayati.
Dalam kunjungannya, Hanif Faisol Nurofiq menyerahkan bantuan mobil operasional dari PT Adaro Indonesia. Ia juga memantau tumpukan sampah kemasan karungan yang sudah dibeli dari masyarakat dan memeriksa buku tabungan nasabah, termasuk yang memiliki saldo tertinggi lebih dari Rp3 juta.
Pola Ideal Pengelolaan Sampah Nasional
Menteri Lingkungan Hidup RI, Hanif Faisol Nurofiq, menjelaskan bahwa kunjungannya ini bertujuan untuk mengawal kebijakan presiden dalam menyelesaikan permasalahan sampah di Tanah Air yang ditargetkan selesai pada tahun 2029. Hal ini dimandatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2025 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), yang menargetkan penyelesaian masalah sampah 100 persen.
Baca Juga : Stadion Demang Lehman Telah Diserahterimakan ke Pemkab Banjar
Baca Juga : Perkuat Silaturahmi dan Semangat Kebersamaan, Pemkab Balangan Gelar Halal Bihalal
“Sementara pada tahun 2025 ini, presiden menargetkan sebesar 51,20 persen,” jelasnya.
Angka tersebut, menurut Hanif, sangat besar. Oleh karena itu, pihaknya perlu berdiskusi dengan berbagai pihak seperti bupati, wali kota, dan gubernur untuk bersama-sama melakukan penanganan sampah, seperti yang telah dilakukan Bank Sampah Sekumpul yang melayani masyarakat di 15 desa.
“Kita lihat volumenya relatif cukup besar, sudah sangat permanen dan kita akan terus dorong. Pola-pola seperti ini yang sangat ideal untuk dilakukan oleh negara kita, banyak negara-negara maju melakukan dengan cara dua sistem seperti ini,” ujarnya.
Pola ini, lanjut Hanif, tidak membebani pemerintah daerah dan pusat, hanya memfasilitasi kekurangannya saja, sehingga mampu mereduksi biaya yang cukup tinggi.
“Jangan banyak mengeluh, jangan banyak mengada-ada, ini semua bisa kita tangani, semangatnya dulu yang penting, selalu sehat, kalau semua semangat pasti selesai,” pesannya.
Sementara itu, Direktur Bank Sampah Sekumpul Dewi Heldayati menyampaikan terima kasihnya kepada Menteri LH atas bantuan armada yang diberikan, karena memang sangat diperlukan.
“Hari ini kita menunjukkan bahwa di Kabupaten Banjar ada pengelolaan sampah yang seperti ini, yang harus di-support oleh pemerintah daerah atau pihak lainnya, untuk mengurangi timbulan sampah dan memperpanjang umur TPA kita,” ucapnya.
Terkait fasilitas yang masih kurang, Dewi mengakui hal tersebut. Pihaknya berencana agar daerah memiliki industri persampahan yang besar dengan melakukan produksi bahan baku sendiri hingga hasil produksi bisa langsung dijual ke pasar.
“Seperti pembuatan sedotan, bak mandi, dan lain-lain yang bahannya dari ini semua, kita harus ke situ, tidak perlu lagi kita mengirim bahan baku ke Pulau Jawa. Sehingga harga sampah yang kita beli dari masyarakat bisa meningkat dan minat masyarakat otomatis juga meningkat,” jelas Dewi.
Jumlah nasabah Bank Sampah Sekumpul saat ini tercatat sekitar 3.000, dengan 1.500 di antaranya aktif dan 100 sekolah menjadi mitra. Sementara itu, sampah yang sudah dipilah dan ditabung oleh nasabah berkisar 5 hingga 7 ton setiap dua bulannya. (Mada)
Editor: