BARABAI, klikkalsel.com – Setelah belasan tahun berkiprah mengekspresikan karya seninya di Pulau Bali, kini Arie Yuandani seniman Hulu Sungai Tengah (HST) balik kandang dan bangkit di daerah sendiri.
Dia yang merupakan seniman lukis dan pahat kini perlahan mengonservasi sejumlah lukisan di Museum Lambung Mangkurat, Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel).
Menurut Arie, konservator atau orang yang mengonservasi lukisan itu masih langka di Kalsel. Karena itu, dirinya terpanggil ingin berbuat, dan melakukan konservasi berbagai lukisan yang ada di Banua.
Arie mengaku baru 1,5 tahun terakhir “balik kandang” dan menetap di Barabai, walaupun kadang ia juga tetap bolak-balik ke Bali.
Ia gabung bersama pelukis Aswin asal Kapuh – Barikin dan Reza di Mega Lithicum, Desa Pajukungan, Kecamatan Barabai. Mega Lithicum itu merupakan tempat binaan Muhammad Yani ketua DKD HST untuk bangkit dan terus berkarya mengespresikan karya seni dan budayanya demi kemajuan daerah ini.
“Ada beberapa lukisan di Museum Banjarbaru yang ulun (saya) konservasi. Terutama lukisan dari dua pelukis asal Kalsel, Lamberi Bustami asal Barabai dan Gusti Solihin asal Banjarmasin,” ujarnya, Minggu (6/3/2022).
Baca Juga : Disporapar HST bersama Warga Kindingan Angkat Potensi Wisata Air Terjun Siwalangan
Baca Juga : Jasad Pemuda Gosong Ditemukan Dekat Kandang Itik, Begini Penjelasan Kapolres
Ia menyebutkan Lamberi Bustani dan Gusti Solihin merupakan dua pelukis asal Kalsel yang seangkatan dengan pelukis Affandi dari ASRI Yogyakarta dan mempunyai segudang karya. Lantaran itu, Arie menyebut Lamberi Bustani (alm) pelukis dari Barabai ini, tak lebih sebagai “Affandinya Barabai” yang tak ada duanya.
Lukisan Lamberi Bustani sendiri yang dimuseumkan di museum Banjarbaru hanya tiga buah. Salah satunya lukisan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari atau Datuk Kelampaian yang dilukisnya tahun 1970-an dan sekarang dilukis kembali atau diduplikasikan oleh rekannya di Solo, Jiwo Pogog.
“Ulun (saya) jamin konservasi semua lukisan “Affandinya Barabai” tak perlu lagi harus keluar Kalsel,” katanya, seraya mengaku dirinya juga sedang mengonservasi 5 lukisan karya Gusti Solihin.
Sedangkan Gusti Solihin, Lukisan-lukisannya disebut Arie pernah menggelar pameran bersama pelukis Affandi di Brazil (1953) silam, serta ada 60 lebih di museum.
“Semua lukisan di museum itu perlu dikonservasi atau dirawat secara teratur setiap tahun, agar terhindar dari serangan “patina” atau oksidasi pada cat-cat minyak di atas kanvas,” tuturnya. (dayat)
Editor : Akhmad