Sejumlah RS Menunggak Bayar Darah, UDD PMI Kota Banjarmasin Terancam Tak dapat Beroperasi

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Sejak munculnya pandemi virus Corona atau Covid-19 di Dunia, Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Banjarmasin khususnya Unit Donor Darah (UDD) mengalami kendala dalam operasional dan terancam tidak dapat memproduksi darah untuk keperluan Rumah Sakit (RS).

Hal itu diungkapkan, Kepala UDD PMI Kota Banjarmasin, Dr Aulia Ramadhan Supit.

Ia menjelaskan, sejak adanya pandemi pihaknya mengalami kendala pembayaran atau operasional dari beberapa RS yang tidak membayar biaya memproduksi darah.

“Saya (pihak PMI Kota Banjarmasin) tidak tahu penyebabnya apa, cuma yang jelas dengan adanya tunggakan-tunggakan dari beberapa RS berdampak kita akan kesulitan untuk produksi,” kata Dokter yang akrab disapa Dr Rama, Senin (12/4/2021).

Menurutnya, dengan adanya tunggakan – tunggakan tersebut, membuat pihaknya terancam untuk memproduksi darah dan nyaris tidak ada biaya. Karena sampai saat ini pihaknya tidak pernah ada bantuan dari pemerintah maupun pihak lain untuk biaya pengganti pengolahan darah tersebut.

“Sehingga ketika pembayaran dari RS terlambat kita akan kesulitan untuk membeli bahan bakunya seperti kantong darah, dan yang lainya termasuk gaji pegawai,” ungkapnya.

Ia mengungkapkan, sementara itu memang benar pihaknya meminta pendor untuk menunda pembayaran namun sekarang sudah 3 bahkan 4 bulan lebih belum ada pembayaran bahkan nilainya sudah mencapai Miliaran Rupiah.

“Jadi saya harapkan ada solusi, karena tidak bisa dalam situasi terus seperti seperti ini, ditakutkan nantinya masyarakat banyak yang memerlukan darah,” tuturnya.

Meskipun begitu, Dr Rama juga mengungkapkan sebenarnya ada solusi, yang mana biaya pengganti produksi itu bisa ditanggung oleh keluarga pasien dan nantinya baru di klaim ke RS setelah berkasnya lengkap.

“Cumankan kita sudah ada kerjasama MoU ke beberapa RS bahwa keluarga pasien itu tidak ditarik langsung tapi melalui petugas RS itu masing-masing,” ujarnya.

Adapun biaya RS yang harus membayar Ke UDD PMI Kota Banjarmasin dalam 1 bulannya sebesar Rp 900 Juta bahkan Rp 1 Miliar. Oleh karena itu, pihaknya berharap. Agar kiranya pihak RS bisa memahami situasi dan kondisi UDD PMI Kota Banjarmasin sekarang.

“Kalau sudah tidak ada dana untuk membeli perlengkapan untuk mengolah darah, Mohon maaf mungkin kami akan berhenti memproduksi,” imbuhnya.

Adapun upaya antisipasi yang dilakukan UDD PMI Kota Banjarmasin hanya diperkirakan mampu memproduksi selama 1 bulan dan pihaknya terus menerus meminta untuk membayar tersebut.

“Kalau tidak ada, kita juga tidak bisa apa apa,” pungkasnya.(airlangga)

Tinggalkan Balasan