BANJARMASIN, klikkalsel – Tanpa bisa dipungkiri, Narkoba belakangan ini amat populer di kalangan remaja dan generasi muda bangsa Indonesia. Hal ini tidak dapat dianggap enteng lantaran dikhawatirkan dapat merusak jiwa dan raga generasi muda yang nantinya sangat diharapkan kiprahnya dalam membangun bangsa.
Hal tersebut disampaikan Ketua Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Banjarbaru, Hizatul Istiqamah dalam sambutannya pada Dialog Bersama Tokoh Agama dan Sat Resnarkoba Polres Banjarbaru di Moonlight Cafe Banjarbaru, Jumat (28/11/2020) sore.
Untuk itu dalam dialog yang mengusung tema ‘Perang Melawan Narkoba Sebagai Upaya Menyelamatkan Generasi Muda Bangsa’, ia berharap tercipta sinergi perang terhadap narkoba.
“Sehingga nantinya kita bisa menyelamatkan, bukan hanya generasi muda juga bisa menyelematkan lintas generasi anak bangsa di republik yang kita cintai,” ujarnya dihadapan para jajaran pengurus dari semua tingkatan baik cabang, komisariat dan rayon yang berdiri di setiap kampus di Kota Banjarbaru.
Sementara itu Pengurus Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kota Banjarbaru, DR. Wahyudi Rifani, S.Pd.I. M.Pd.I yang didaulat menjadi pembicara pertama mengatakan perlunya peningkatan pendidikan keagamaan di kalangan generasi muda.
Ia meyakini faktor tersebut dapat membentengi dan menjadi penentu bagi generasi muda dalam melawan godaan Narkoba yang begitu luar biasa.
Selain itu ujarnya, dalam agama pun telah dijelaskan oleh para ulama Mazhab terkait hukum penggunaan narkoba yang jelas-jelas haram. Untuk itu ia mengingatkan para generasi muda untuk mengikuti nasehat dari Rasulullah yang termuat dalam Hadist Riwayat Bukhari no. 2101, dari Abu Musa.
“Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak”, ujarnya mengutip hadist tersebut.
Jika DR. Wahyudi Rifani, S.Pd.I. M.Pd.I dalam paparannya lebih melakukan pendekatan dengan sektor agama, Kasat Resnarkoba Polres Banjarbaru, Elche Angelina E, SH, SIK lebih mencermati penyalahgunaan dari faktor berbeda, antara lain
” Muda, banyak uang, dan waktu yang senggang. Maka tiga hal di atas harus ditutup dengan penjagaan yang konsisten dan disiplin tinggi, yaitu dengan memperkuat agama, lingkup pergaulan, kegiatan positif, dan memahami dampak buruk narkoba,” paparnya.
Usai kegiatan panitia berharap dialog-dialog serupa yang merupakan media sharing dan berbagi ilmu seperti dapat terus terjadi meski dalam ruang yang berbeda dan dari disiplin keilmuan serta pengalaman yang berbeda.(david)
Editor : Amran