BANJARMASIN, klikkalsel.com – Punya keterbatasan dalam beraktivitas dan pekerjaan, penyandang disabilitas ingin mendapatkan pelatihan agar bisa mandiri.
Seperti Hamsani, warga Belitung yang tergabung dalam organisasi Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Kalsel, yang kesehariannya sebagai tukang pijat.
Dimana dia berharapa, pemerintah memberikan perhatian, terutama memberikan keterampilan, agar tidak dipandang rendah.
“Saya hanya berharap pemerintah memberikan pelatihan sebagai bekal kepada kami. Agar kami terutama para difabel bisa memanfaatkan pelatihan sebagai peluang untuk memperluas bidang ekonomi,” katanya saat masa reses ketiga tahun 2023, anggota DPRD Kalsel M. Lutfi Saifuddin, di Gang Amal Utama, Kecamatan Banjarmasin Barat Senin (6/11/2023)
Baca Juga : Dianggarkan Rp 180 Miliar, Gedung DPRD Kalsel di Banjarbaru Dibangun Tahun Depan
Baca Juga : Jelang Masa Kampanye, ASN Pemprov Kalsel Diminta Jaga Netralitas
Bagi dia, dengan pemerintah memberikan pelatihan tersebut jelas dapat meningkatkan ekonomi bagi para difabel, agar lebih mandiri dan menambah keyakinan dengan keterampilan yang dimiliki.
“Dengan mendapatkan penghasilan dari usaha sendiri, sehingga nyaman di tengah masyarakat. Jelas dengan keterampilan yang ada dapat meningkatkan ekonomi bagi kami lebih mandiri,” ucapnya.
Sementara itu, M. Lutfi Saifuddin mengatakan Kalsel masih jauh dari sebutan daerah ramah disabiitas, masih banyak fasilitas umum untuk penyandang disabilitas yang belum tersedia.
“Untuk itu akan diusulkan layanan publik harus ada loket untuk difabel dan juga lansia serta membuat Perda Perlindungan Lansia,” tukas Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Kalsel ini. (azka)
Editor : Akhmad