Pakar Beberkan Empat Penyebab Banjarmasin ‘Betah’ PPKM Level IV

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Banjarmasin satu-satunya daerah di Kalimantan Selatan yang hingga saat ini masih berstatus PPKM Level IV sejak akhir Juli lalu. Padahal sebelumnya lima daerah lainnya yang diterapkan PPKM Level 4 oleh pemerintah pusat namun perlahan berhasil merubah status. Lantas apa penyebab Banjarmasin tak kunjung turun level PPKM?

Anggota Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin untuk Percepatan Penanganan Covid-19, Hidayatullah Muttaqin mengungkapkan, 4 faktor PPKM Level IV Banjarmasin diperpanjang selama dua pekan, 5-18 Oktober mendatang. Pertama, terjadi peningkatan kasus kematian dalam seminggu terakhir sebanyak 27 orang.

“Padahal satu minggu sebelumnya tidak ada laporan kasus kematian. Akibatnya level Transmisi Komunitas Barjarmasin memburuk lagi dari zero menjadi 4 kasus kematian per 100 ribu penduduk sejak 27 September,” ucapnya kepada klikkalsel.com, Selasa (5/10/2021).

Baca juga: Banjarmasin Lagi-lagi Gagal Turun PPKM Level 4

Kedua adalah tracing atau penelusuran kontak erat dianggap terbatas. Per 2 Oktober Rasio Kontak Erat masih berada di tingkat 3,3.

“Untuk keluar dari posisi ‘terbatas’ menjadi ‘memadai’, angka tracing ini harus naik minimal pada level 5,” imbuh Hidayatullah.

Ketiga soal capaian vaksinasi. Kendati raihan dosis vaksinasi dosis 1 per 4 Oktober sudah mencapai 51persen dari target, tetapi untuk target khusus lansia baru mencapai 25 persen. Meski pun raihan vaksinasi Banjarmasin adalah yang tertinggi di Kalimantan Selatan.

“Sebagai contoh, vaksinasi populasi dosis 1 di tingkat provinsi baru mencapai 29 persen, Banjarbaru 46 persen, Kabupaten Banjar 16 persen, Barito Kuala 18 persen, dan Tanah Laut 20 persen dari target,” paparnya.

Keempat yakni penerapan indikator PPKM untuk Banjarmasin lebih ketat dibanding daerah lainnya di Kalsel. Lantas mengapa demikian?

“Karena Banjarmasin adalah pusat agglomerasi wilayah Banjar Bakula yang menghubungkan kota seribu sungai ini dengan 4 daerah terdekat, yaitu Kabupaten Banjar, Barito Kuala, Tanah Laut dan Banjarbaru,” jelasnya.

Banjarmasin sebagai ibu kota provinsi yang merupakan pusat kegiatan ekonomi dan bisnis di Kalimantan Selatan dan Tengah, mobilitas penduduk dari dan ke Banjarmasin paling tinggi dibanding daerah lainnya.

“Populasi Banjarmasin sebanyak  657 ribu jiwa dengan kepadatan penduduk 6.680 orang per kilometer persegi, sehingga daerah ibu kota ini merupakan wilayah yang paling rentan untuk terjadinya pertumbuhan dan penyebaran Covid-19 di Kalsel. Apalagi pada gelombang ketiga kemarin, Banjarmasin merupakan episentrum kasus Covid-19 di Banua,” pungkasnya. (rizqon)

Editor: Abadi