BANJARMASIN, klikkalsel – Oknum yang mengaku wartawan dengan atribut lencana anggota Mabes Polri dianggap hanya untuk menakuti. Sebab, seorang wartawan dalam menjalankan tugas hanya dilengkapi kartu pers dan kompetensi.
“Jadi tidak ada pakai lencana, itu mau liputan atau mau nampang, atau bahkan kemungkinan mau menakut-nakuti orang saja,” ketus Ketua Komisi Pendidikan Dewan Pers, Hendry CH Bangun saat dihubungi klikalsal, Minggu (1/1/2018).
Lagipula, tegasnya, media yang memakai nama menyerupai lembaga negara atau menggunakan lambang negara, serta istilah-istilah yang lazim digunakan oleh institusi lembaga negara tidak akan diverifikasi oleh Dewan Pers sebagai perusahaan pers.
“Media itu tidak boleh memiliki nama yang mirip atau menyerupai nama lembaga negara seperti Buser, KPK, Bhayangkara atau apapunlah sejenis itu tidak akan diverifikasi,”sebutnya.
Jika begitu, ia memastikan, wartawan di media tersebut tidak dapat mengikuti Uji Kompetensi Wartawan dari Dewan Pers. “Artinya wartawannya tidak akan memperoleh sertifikasi kompetensi dari Dewan Pers,” jelasnya.
Sebelumnya, oknum wartawan yang memakai lencana Polri itu diamankan petugas Polda Kalsel, saat razia gabungan, pada Rabu (27/12/2017) lalu.
Setelah diinterogasi dan memberi keterangan, oknum tersebut mengaku wartawan Buser Kriminal yang berkantor pusat di Jakarta.
Kabid Humas, AKB M Rifai mengatakan pihak Subdit Provos Bidang Propam Polda Kalsel telah mengkonfirmasi ke Pimpinan Redaksi Buser Kriminal Zunoth Tgk Sutan via telepon.
Dari keterangan pimpinan redaksi itu menegaskan bahwa wartawan mitra Mabes Polri, maupun Radar Bhayangkara dalam melaksanakan tugasnya tidak dilengkapi lencana mitra Mabes Polri. “Kecuali, mereka hanya dibekali surat tugas dan kartu identitas kewartawanan,†kata Rifai. (david)
Editor : Farid
