BANJARMASIN, klikkalsel.com – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) berhasil menjadi partai pemenang dalam pemilihan legislatif (Pileg) 2024 dan telah mengantongi banyak suara sehingga berhasil mendapatkan 13 kursi.
Hal tersebut tentunya membuat partai berlambang Pohon Beringin itu cukup percaya diri untuk mengusung calon sendiri di Pilkada Gubernur (Pilgub) Kalimantan Selatan.
Bahkan belum lama ini, Sekretaris DPD Partai Golkar Kalsel H Supian HK telah menyebutkan ada beberapa nama yang masuk dalam penjaringan bursa Pilgub Kalsel dari Partai Golkar.
Seperti mantan Rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Sutarto Hadi, mantan Kapolda Kalsel Rikwanto, dan Anggota DPR RI Hasnuryadi Sulaiman.
Kemudian nama Kadinkes Kalsel, Hj Raudatul Jannah atau disapa Acil Odah, lalu mantan Anggota DPR RI Sulaiman Umar dan H Supian HK sendiri.
Berhubungan dengan itu, siapakah yang dinilai memiliki potensi dan bisa untuk meneruskan tongkat pemimpin Kalsel setelah H Sahbirin Noor.
Menurut pengamat Politik dan Pemerintahan dari akademisi ULM, Arif Rahman Hakim menjelaskan, beberapa tokoh yang masuk bursa calon kepala daerah dari Golkar untuk Pilgub Kalsel 2024 itu memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing.
Menurutnya, saat ini Kalsel memerlukan pemimpin yang kreatif dan inovatif sebagai salah satu provinsi penopang IKN. Gubernur Kalsel juga harus mempunyai wibawa di nasional untuk meningkatkan posisi tawar dalam kebijakan-kebijakan pusat.
“Rakyat Kalsel juga memimpikan pemimpin yang peduli pendidikan, kesehatan dan kepastian kerja serta usaha. Untuk itu silahkan partai politik dan masyarakat yang menilai mana kandidat mendekati itu,” kata Arif, Jumat (22/3/2024).
Dimulai dari Hasnuryadi Sulaiman, menurut Arif, pria yang akrab disapa Bang Hasnur itu, mempunyai tempat di hati masyarakat Kalsel.
Kesohoran orangtuanya H Abdussamad Sulaiman HB (H. Leman) tidak bisa dipungkiri menjadi salah satu faktor pendukung elektabilitas Bang Hasnur.
“Kemampuan Bang Hasnur bersikap yang mendekati atau memiliki kemiripan dengan sosok ayahnya itu juga menjadi daya pikat di masyarakat,” ujarnya.
Selain dikenal melalui klub sepak bola Barito Putera, Bang Hasnur juga dikenal masyarakat sebagai tokoh yang sangat berbakti terhadap orangtua.
“Melihat basis suara, Hasnur bisa dikatakan memiliki pendukung loyalis. Namun, ketika masuk kancah kepala daerah, Hasnur sepertinya harus lebih berani mengutarakan pikiran, ide dan gagasan untuk Banua ke depan,” ujar Arif.
Kemudian, Rikwanto mantan Kapolda Kalsel, kata Arif, termasuk orang baru dalam kancah politik Banua dan dinilai elektabilitasnya belum begitu kuat.
“Karir di kepolisian, Rikwanto termasuk cemerlang. Dirinya tidak memiliki catatan buruk. Di Polda Kalsel sendiri, Rikwanto dikenal sebagai Kapolda yang aktif kegiatan sosial dan dekat dengan ulama,” jelasnya.
Namun, sebagai pendatang baru, Rikwanto perlu meningkatkan modal sosial di masyarakat dan harus lebih sering turun ke lapangan serta bertemu dengan rakyat.
“Dengan begitu, Rikwanto akan lebih menguasai permasalahan di masyarakat Banua saat ini,” imbuhnya.
Selanjutnya, Sutarto Hadi adalah orang mempunyai keunggulan sebagai rektor yang mampu membawa Universitas Lambung Mangkurat berkembang pesat.
“Banyak torehan prestasi yang diukir ULM selama dua periode kepemimpinannya,” ujarnya.
Akan tetapi, sama halnya dengan Rikwanto, Sutarto perlu meningkatkan interaksi dengan masyarakat. karena nama mereka berdua masih banyak dikenal kalangan elit.
“Sedangkan di masyarakat masih tergolong rendah,” ungkapnya.
Selanjutnya, Sulaiman Umar. Menurut Arif, dia pernah menjadi politisi yang melejit namanya pada Pemilu 2019. Sebagai anak muda yang berstatus pendatang baru, Sulaiman Umar cukup mengejutkan terpilih menjadi Anggota DPR RI dari PDI Perjuangan. Walaupun di tengah jalan ada peristiwa politik yang membuat dirinya tidak lagi bersama PDI Perjuangan.
“Terlepas kedekatan hubungan Sulaiman Umar dengan H. Isam yang dianggap sebagian orang memiliki pengaruh besar terhadap karir politiknya, dia mampu menjadi sosok idola anak muda di Kalsel,” ujar Arif.
“Karena Sulaiman Umar dinilai sosok muda yang keren, cerdas serta romantis dengan anak istri,” sambungnya.
Baca Juga : Berikut Nama-nama Masuk Penjaringan Bursa Pilgub Kalsel dari Partai Golkar, Ada Acil Odah
Tahun 2024, Sulaiman menjabat Ketua TKD Prabowo Gibran Kalsel yang membuat dia kembali bersinar pasca kemenangan Prabowo Gibran di Banua dan dirinya dirumorkan mendapat kursi wakil menteri di kabinet Prabowo Gibran nanti.
“Meski karir politik cukup mentereng, Sulaiman umar hingga saat ini dirasa kontribusinya hanya di daerah pesisir. Keterkenalannya pun juga masih di daerah Dapil 2 Kalsel (Banjarmasin, Banjarbaru, Tanah Laut, Tanah Bumbu dan Kotabaru). Sedangkan daerah lain elektabilitasnya masih rendah,” ujar Arif.
Selanjutnya, H Supian HK juga termasuk dalam kandidat bursa Pilgub Kalsel dari partai Golkar.
Menurut Arif, H Supian HK merupakan politisi senior yang kiprahnya tidak diragukan lagi. Kematangan politik Supian menjadi nilai lebih dibandingkan kandidat lain.
“Namun, dari segala kelebihan H Supian HK, ada satu catatan krusial. Dirinya dinilai kurang begitu dekat dengan anak muda. Sedangkan kandidat lain begitu akrab dengan anak muda,” tuturnya.
Kandidat terakhir yang kini dikabarkan juga termasuk dalam bursa Pilgub Kalsel dari partai Golkar Hj Raudatul Jannah atau Acil Odah.
Menurut Arif, secara elektoral tentu dipengaruhi oleh statusnya sebagai istri Sahbirin Noor atau Paman Birin, selaku Gubernur Kalsel.
“Meskipun demikian, pendukung Paman Birin tidak serta merta juga akan memilih Acil Odah. Mengingat, perilaku pemilih Kalsel yang cukup tinggi kecenderungan merubah pilihan menjelang pencoblosan,” terangnya.
Acil Odah hingga saat ini dinilai sebagai perempuan berprestasi yang dekat dengan perempuan dan anak-anak banua.
“Namun, Acil Odah belum menyuarakan secara lantang terkait pikiran dan sikapnya terhadap perjuangan hak-hak perempuan dan anak di Kalsel,” ujarnya.
Kendati demikian, Arif menilai semua berpotensi untuk menjadi Gubernur Kalsel selanjutnya, namun perlu dilihat juga bagaimana konstelasi politik nantinya.
“Tidak menutup kemungkinan ada kandidat lain bermunculan dari partai politik atau independen,” pungkasnya. (airlangga)
Editor: Abadi