BANJARMASIN, klikkalsel.com – Puluhan mahasiswa Universitas Islam Kalimantan (UNISKA) Arsyad Al Banjari yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Sanggar Titian Barantai (UKM STB), kembali melakukan aksi tahunan memperingati tragedi Jumat Kelabu di Hotel A Banjarmasin Jalan Pangeran Samudera setiap 23 Mei.
Dari pantauan klikkalsel.com, puluhan mahasiswa memperagakan dirinya menjadi korban insiden yang memecah persatuan bangsa. Dari pergelaran seni, ia ingin mendorong publik untuk menjaga persatuan meski berbeda pandangan politik.
“Aksi menolak Lupa 23 Mei 1997 atau lebih dikenal Jumat Kelabu diperingati setiap tahunya oleh STB dengan adanya program kerja pengurus dan sebagai memon pemantapan anggota muda. Aksi ini bertujuan untuk merawat ingatan bahwa pernah terjadi tragedi kerusuhan besar di kota Banjarmasin,” kata Ketua Umum STB Uniska, Angga Tri Wahyudi kepada klikkalsel.com Minggu (23/5/2021).
Menurutnya, tragedi ini sangat membuat pilu. Maka dari itu pihaknya juga ingin mengingatkan kepada masyarakat jangan sampai tragedi berdarah itu terulang kedua kalinya dan seterusnya.
“Jadi kegiatan kita kemas pertama tama pertunjukan Teatrikal di Perempatan Hotel A Jalan Pangeran Samudera dan Jalan Lambung Mangkurat, kemudian Pembacaan Puisi dan Orasi, Longmarch dari Jalan Lambung Mangkurat ke Jalan Hasanudin HM ke Masjid Noor dan kembali ke Hotel A Banjarmasin,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, perbedaan kegiatan dengan sebelum pandemi tidak ada perubahan yang signifikan selain menjalankan Protokol Kesehatan.
“Dikarenakan kegiatan bersifat tidak mengumpulkan massa cuman ada penambahan agenda, yaitu menyuguhkan pementasan yang berjudul ‘ABU-ABU’ melalui virtual di Kanal Youtube Sanggar Titian Barantai,” tuturnya.
Selain menolak lupa Jumat Kelabu 23 Mei 1997, STB juga melaksanakan aksi menolak lupa terbakarnya kampus Uniska pada 22 Mei,
Istilah Jumat Kelabu mengingatkan insiden kerusuhan yang terjadi pada 23 Mei 1997. Kala itu, terjadi kerusuhan massal mengakibatkan ratusan nyawa melayang, dan ratusan warga hilang saat terbakar dan menjerit di masa terakhir kampanye Pemilu di tahun itu.
Diketahui aksi kerusuhan massal pada Jumat Kelabu 23 Mei 1997 menyisakan trauma yang mendalam di segenap warga Provinsi Kalimantan Selatan khususnya Kota Banjarmasin.
Dimana dalam sejarah warga terdapat dua kubu massa dari Partai Golkar dan PPP di Kota Banjarmasin saling bentrok, sehingga memicu aksi penjarahan dan vandalisme.
Sejumlah bangunan perkantoran dan pertokoan juga dirusak massa. Diantaranya bangunan Hotel A di Jalan Lambung Mangkurat salah satu saksi bisu pusat kerusuhan 23 Mei 1997.
Dari skala kerusuhan dan jumlah korban serta kerugiannya, peristiwa Jumat Kelabu ini termasuk salah satu yang terbesar dalam sejarah Orde Baru.(airlangga)
Editor : Amran