Lawan Paham Radikal, Warung NKRI Diresmikan

Kepala BNPT, Komjen Pol Dr Boy Rafli Amar, menandatangani prasati tanda diresmikannya Warung NKRI

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melalui Forum Koordinasi Penanggulangan Terorisme (FKPT) menggelar pembukaan Wadah Akur Rukun Usaha Nurani Gelorakan (Warung) NKRI.

Pembukaan Warung NKRI tersebut merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan kesiapsiagaan Nasional untuk menahan paham radikalisme yang semakin berkembang.

Sebelum seremoni pemotongan pita tanda diresmikannya Warung NKRI, BNPT melakukan diskusi publik dengan tokoh masyarakat dan komunitas terkait maraknya paham radikal saat ini.

Disampaikan Kepala BNPT, Komjen Pol Dr Boy Rafli Amar, menyampaikan bahwa kolaborasi Penta Helix dalam rangka menanggulangi masalah terorisme ini terus di wujudkan oleh BNPT.

Setelah sebelumnya dengan pihak Masyarakat atau Komunitas, kali ini kolaborasi Penta Helix tersebut juga di sambung dengan pelaku Usaha.

“Kolaborasi kita untuk mengani masalah paham radikal ini tidak hanya melalui Pemerintah saja, dengan meresmikan Warung NKRI ini kita juga bekerjasama dengan pelaku usaha,” ujarnya, Selasa (22/3/2022).

Kemudian disampaikan Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Kalimantan Selatan, Aliansyah Mahadi, bahwa Warung NKRI itu nanti akan menjadi wadah bagi masyarakat maupun komunitas.

“Disini nanti kita akan adakan dialog, nanti kita akan atur jadwalnya mungkin satu bulan sekali pertemuan dengan tokoh masyarakat, maupun komunitas,” ucapnya.

“Untuk narasumber dalam dialog kenegaraan itu nanti kita akan mintakan dari Pemerintah Daerah, ataupun dari pihak TNI Polri,” sambungnya.

Baca Juga : Tingkatkan Kesiapsiagaan Nasional, BNPT Gelar Deklarasi dengan Perwakilan Adat dan Unsur Umat Beragama

Baca Juga : Kepala BNPT Diagendakan Hadir di Kalsel Dalam Upaya Tangkal Paham Radikal

Semakin banyaknya kasus paham radikal di Indonesia ini tidak terlepas dari peran Media, khususnya Media Sosial, yang diketahui hampir 80 persen warga Indonesia merupakan pengguna media sosial.

Untuk itu hubungan dengan semua komponen baik itu tokoh masyarakat, tokoh agama maupun tokoh adat harus selalu dijalin dengan baik.

“Kita harus bersatupadu menjalin sinergi. Karena kita tidak bisa sepenggal-sepenggal kita tangani, artinya kita perlu kebersamaan. Karena terorisme merupakan musuh agama dan musuh kita semua,” bebernya.

Dengan adanya kasus terorisme di Banjarmasin beberapa waktu lalu, disampaikan Aliansyah bahwa terorisme itu seperti bunglon.

“Yang namanya teroris inikan bunglon, bisa saja disini ada terorisme. Makanya kita harus menjaga kesiapsiagaan kita juga komunikasi kita harus dijaga antar sesama dan seluruh unsur masyarakat,” jelasnya.

“Paham radikal melalui media sosial ini juga memiliki paparan yang sangat luar biasa. Tapi kita disini juga memiliki duta damai dunia maya. Ini merupakan kontra propaganda terhadap konten-konten yang menyiarkan paham radikal,” pungkasnya.(fachrul)

Editor : Amran