BANJARMASIN, klikkalsel.com- Keluarga pejuang dalam pemberontakan kepada kolenial Belanda di Tahun 1945, tak luput dari perhatian pemerintah, termasuk membagikan bingkisan sebagai penghargaan bagi mereka yang mempertahankan bangsa ini.
Beras, sembako dan sedikit uang tali asih yang diberikan pemerintah atas pengorbanan para pejuang memang tak sebanding.
Badran, Utuh dan Badrun adalah para pejuang bersaudara yang gugur dalam penyerangan 9 November 1945. Keluarga mereka yamg masih hidup mendapatkan tali asih yang diberikan kepada ponakannya bernama Majid.
“Bingkisan yang diberikan ini nanti kami bagi lagi dengan para keluarga, biar semua merasakan pemberian dari pemerintah,” kata Majid, Minggu (10/11/2019).
Majid juga mengharapkan, pemberian atau bingkisan tersebut juga harus diberikan kepada pejuang yang saat itu masih hidup, sebab waktu penyerangan ke Benteng tatas ada puluhan orang.
“Abahku (Bapak) Khalid juga saat ikut menyerang dimana baju sidin hangsus bekas puluru tembakan, namun alhamdulillah tak apa-apa,†ucap Majid berdasarkan cerita bapaknnya.
Hal sama juga dikatakan Masriah, pemerintah hendaknnya juga memperhatikan makam pejuang pada kejadian 9 November 1945 yang hidup saat penyerangan dan tidak dikuburkan di Makam Pahlawan.
“Banyak keluarga pejuang yang hidupnnya sangat miskin jangankan untuk memperbaiki kuburan untuk biaya hiduppun susah,†ucap Masriah
Dia berharap, sejarah 9 November takkan dilupakan generasi muda Banjar. Bahwa tak lama setelah proklamasi, pemuda-pemuda Banjarmasin rela mengorbankan nyawanya untuk mengusir penjajah.(azka)
Editor : Amran