Harga Karet Merosot, Petani Sulit Penuhi Kebutuhan Hidup Hingga Merawat Kebun

PARINGIN, klikkalsel.com – Dampak pandemi berimbas pada semua sektor perekonomian masyarakat tidak terkecuali harga karet terkhusus untuk warga Paran, Paringin yang 94 persen petani karet.

Sudah 6 bulan terakhir harga karet anjlok, bahkan kemarin saat bulan Ramadhan harga karet di bawah Rp 3.000 per kilogram.

Kondisi tersebut disampaikan Burhannudin, petani karet di Desa Paran, Paringin, Kabupaten Balangan .

Tidak heran jika Petani karet merasa resah karena harganya tak kunjung naik. Dilihat dari kebutuhan sandang pangan, mereka harus mengeluarkan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya seperti membeli beras, sayur, ikan dan bumbu dapur lain.

“Saat ini Alhamdulillah harga karet sudah sedikit lebih naik mencapi Rp4.500 per kilogram,” tutur Burhanuddin, Sabtu (8/8/2020).

Menurutnya, harga Rp4500 per kilogram, tetap jauh dari sebelum pandemi mewabah. Ia menambahkan, jangankan melakukan perawatan kebun, untuk makan sehari-hari saja serba pas-pasan.

Saat didatangi di kebun miliknya, Burhannudin sedang menyadap, terlihat rumput liar tumbuh lebat setinggi pinggang orang dewasa, hal ini tentunya mengganggu kenyaman saat menyadap.

“Dengan harga karet saat ini kami tidak dapat melakukan perawatan rutin, terhadap kebun seperti memberi pupuk dan menyemprot tumbuhan liar dengan pestisida” sambung Burhannudin.

“Semoga cepat berlalu pandemi dan harga karet bisa normal lagi” Tukasnya.

Kondisi merosotnya harga karet juga dialami para tengkulak dari petani. Harga karet merosot disebabkan oleh sedikitnya jumlah pabrik pembeli hasil karet dan ditambah memang harganya jauh turun dari sebelum pandemi.

“Harga karet sebelum pandemi Rp8.000 per kilogram, sehingga para petani lebih makmur dan dapat melakukan perawatan kebun karet secara berkala,” tandas Sauqy.(wawan)

Editor : Amran