BATULICIN, klikkalsel.com – Dinas Koperasi Usaha Mikro Perdagangan dan Perindustrian (DKUMP2) Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) berencana untuk mendirikan Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal (IPSKA) di Kabupaten Tanah Bumbu.
Untuk mematangkan rencana ini, Kepala DKUMP2 Tanah Bumbu H Deny Hariyanto bersama Bidang Perdagangan dan Kemetrologian mengunjungi Kementrian Perdagangan RI di Jakarta, belum lama ini.
Kunjungan dimaksud dalam rangka melaksanakan konsultasi dan koordinasi terkait pendirian IPSKA di Bumi Bersujud.
“Dengan berdirinya IPSKA diharapkan dapat menjadi peluang baru agar para pengusaha yang mempunyai produk berpotensi ekspor dan para perusahaan eksportir lama dapat lebih mudah melaksanakan kegiatan ekspor di Tanah Bumbu, sehingga nilai ekspor jadi meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan perekonomian Tanah Bumbu secara signifikan,” kata H Deny.
Baca Juga : TP2S Tanbu Bahas Analisis Situasi Program Percepatan Pencegahan Stunting
Baca Juga : Diduga Umur Bangunan Sudah Tua dan Gagal Kontruksi, Ruko 3 Lantai Alfamart di Gambut Rata dengan Tanah
Dari konsultasi dan koordinasi ke Kementerian Perdagangan tersebut didapati bahwa Tanah Bumbu memiliki peluang besar mengajukan permohonan pengajuan pendirian IPSKA melalui Dirjen Fasilitasi Ekspor Impor, karena dari segi beberapa persyaratan seperti pelabuhan samudera, jalur angkutan darat lintas provinsi, dan angkutan udara yang dimiliki, serta potensi komoditi ekspor dari perusahaan besar maupun kecil sangat banyak di Tanah Bumbu.
“Melihat persyaratan untuk berdirinya Institusi Penerbit IPSKA baik dari segi daya dukung dan potensi komoditi ekspor Tanah Bumbu yang mumpuni, sehingga peluang menjadi sangat besar untuk proses selanjutnya yaitu peninjauan langsung oleh Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri selaku perpanjangan tangan dari Menteri Perdagangan ke Tanah Bumbu,” kata H Denny, Selasa (24/05/2022) di Batulicin.
Selama ini, katanya, perusahaan eksportir Tanah Bumbu dalam pengurusan Perizinan Surat Keterangan Asal Barang untuk persyaratan perusahaan mereka ke Institusi IPSKA di Banjarmasin, Surabaya dan Jakarta, sehingga sangat sulit untuk mendapatkan data komoditi apa saja yang telah keluar dari kabupaten baik antar pulau maupun yang diekspor.(adv/rini)
Editor : Amran