BANJARMASIN, klikkalsel.com– Sopir yang tergabung dalam sejumlah komunitas di Kalimantan Selatan menggelar mogok kerja dan unjuk rasa menyikapi kelangkaan BBM Solar dan Bio Solar di SPBU, Senin (1/11/2021).
Mereka meyakini kelangkaan tersebut karena maraknya aksi pelangsiran yang membuat mereka harus antri berhari-hari. Dampaknya, bukan hanya membuat waktu mereka terbuang, tapi juga pengeluaran mereka yang semakin membengkak.
Seperti yang dituturkan salah satu sopir truk, Abdul Hadi. Ditemui sejumlah awak media di sela aksi demo mengatakan, baru bisa dapat giliran mengisi solar setelah antri 2 hingga 4 hari.
Mau tak mau, hal itu membuat pihaknya harus mengeluarkan biaya lebih untuk membayar uang parkir dan jaga malam yang jumlahnya hingga ratusan ribu.
Baca juga: Pelangsiran Merajalela, Sopir Truk Demo Suarakan Sejumlah Tuntutan
“Sehari kita bayar parkir Rp30 ribu dan uang jaga malam Rp20 ribu. Bayarnya kepada preman atau penguasa di wilayah SPBU tersebut. Hitung saja jika sampai 4 hari. Belum lagi uang makan,” ujarnya.
Ia pun mengungkapkan adanya permainan nakal dari oknum di SPBU yang menjual solar bersubsidi di atas harga yang ditetapkan pemerintah.
“Harga subsidi Rp5.150, tapi di SPBU kita dapat bervariasi. Dari harga Rp5.800 hingga Rp6.500 perliter,” ungkapnya.
Kelakuan oknum di sejumlah SPBU semakin menjadi-jadi dengan memungut uang antrian dari sopir yang ingin di prioritaskan.
Baca juga: Hiswana Migas Minta Polisi Tidak Menyegel SBPU Terkait Dugaan Penyalahgunaan BBM
Misal yang berani bayar lebih bisa duluan mengisi dengan jumlah sesukanya. Ia mencontohkan, seorang pelangsir yang memodifikasi tangkinya bisa mengisi 400 hingga 500 liter setelah mereka membayar oknum di SPBU.
“Itu yang bikin solar cepat habis,” tegasnya.
Untuk itu ia berharap agar pihak-pihak terkait dapat merealisasikan tuntutan mereka. Karena jika tidak mereka akan melanjutkan aksi mogok tersebut. (David)
Editor: Amran