BANJARMASIN, klikkalsel.com– Kasus Positif di Banjarmasin terus meningkat di hari-hari terakhir pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Banjarmasin, ditambah lagi Banjarmasin juga dalam tahap persiapan penerapan ‘New Normal’.
Banjarmasin yang menerapkan PSBB sejak 24 April lalu dan telah melalui dua kali perpanjangan hingga 31 Mei nanti, masih terus memberikan peningkatan kasus positif Covid-19. Hingga sampai saat ini tercatat sebanyak 403 kasus positif, 320 orang masih dalam perawatan, 22 orang sembuh dan 61 orang meninggal dunia.
Tingginya kasus positif tersebut apakah Banjarmasin layak melaksanakan New Normal? Ketua DPRD Provinsi Kalsel, H Supian HK, menyampaikan bahwa semakin hari kasus positif Covid-19 di Banjarmasin terus meningkat, untuk itu ia menganggap kepatuhan PSBB gagal.
“Kita lihat saja di pasar atau dimanapun, masih banyak saja masyarakat yang tidak memakai masker, tidak mencuci tangan,” tuturnya.
Menurutnya ketika Pemerintah telah mengeluarkan aturan masyarakat tidak mematuhi tidak mau peduli dengan imbauan yang telah dikeluarkan pemerintah.
“Masyarakat ini banyak yang membabal (bandel), contohnya kemarin Pak Walikota ingin tegas H -7 lebaran, ini pasar-pasar tradisional malah menyerbu ingin tetap buka, jadi pihak kita bagaimana membijakinya, akhirnya kita buka pasar itu, akhirnya kasus semakin bertambah,” jelasnya.
Untuk itu, dengan diadakannya ‘New Normal’ nanti, ia sangat berharap kerjasama dari masyarakat agar bisa lebih mematuhi aturan yang dikeluarkan pemerintah.
“Kita sangat mengharapkan kerjasama dari masyarakat, juga kepada pihak-pihak terkait, kita meminta agar ini disosialisasikan terlebih dahulu, khususnya di tempat-tempat keramaian kalau kita ingin mengadakan New Normal dan seperti apa Protokol dan SOP penerapannya itu nanti,” harapnya.
Karena menurutnya, dalam pemberlakuan ‘New Normal’ itu nanti sejumlah pihak pasti akan saling berkaitan, khususnya kepada pendidikan, bagaimana protokolnya di sekolah-sekolah.
“New Normal ini kan pasti berhubungan dengan anak-anak sekolah juga, bagaimana anak-anak sekolah itu nanti SOP nya, kemudian petugas kesehatannya seperti apa dan keamanannya seperti apa, karena penduduk kita termasuk anak-anak sekolah ini begitu banyak, tetapi gugus tugas terbatas,” paparnya.
“Masalah ini harus sesegera kita evaluasi lagi, tetapi kita tetap menjalankannya sesuai aturan dan menyesuaikan setiap daerahnya,” tandasnya.(fachrul)