Dari Hobi Jadi Industri, Banjarmasin Dorong Talenta Film Lokal ke Kancah Nasional

Kegiatan Workshop Sub Sektor Film

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Dunia perfilman di Kota Seribu Sungai makin diminati. Lewat inisiatif progresif, Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Kota Banjarmasin kembali menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan subsektor ekonomi kreatif, khususnya film dan video.

Melalui workshop bertajuk “Cinema dan Ekonomi Kreatif: Dari Hobi Menjadi Industri”, Disbudporapar berhasil menggelar pelatihan intensif selama dua hari, tepatnya pada 15–16 Juli 2025 kemarin.

Kegiatan workshop tersebut menyasar para pelaku kreatif lokal yang ingin naik kelas dalam dunia film.

Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Disbudporapar Banjarmasin, Widya Fellisa, menyebut kegiatan ini bukan sekadar pelatihan biasa.

Baca Juga Yoriko Angeline dan Aulia Sarah Tertantang Main Film Horor Pirunduk

Baca Juga Produksi Film Horor Pirunduk Dimulai, Syuting Berlangsung di Desa Tatah Mesjid Tempat Kelahiran Bupati Batola

Lebih dari itu, ini adalah bentuk investasi sumber daya manusia di sektor kreatif, dengan tujuan memperkuat posisi pelaku film lokal dalam persaingan industri yang semakin kompetitif.

“Kami ingin membekali pelaku film dan video dengan keterampilan teknis sekaligus pemahaman industri, agar mereka bisa menghasilkan karya yang tidak hanya merepresentasikan budaya lokal, tapi juga mampu bersaing secara nasional hingga internasional,” ujarnya, Kamis (17/7/2025)

Workshop ini menghadirkan dua narasumber nasional yang punya rekam jejak kuat di dunia perfilman, Benny Kadarhariarto, seorang Director of Photography sekaligus Kepala Sekolah B Film School, serta Hardy Lifat Ibrahim dari Komunitas Film Televisi (KFT) Indonesia.

Keduanya telah memberikan membagikan ilmu dan pengalaman mulai dari teknis produksi film, storytelling visual, distribusi, hingga strategi monetisasi di platform digital seperti YouTube, OTT, dan festival-festival film internasional.

Materi ini dirancang untuk memberi wawasan komprehensif kepada para peserta yang ingin menjadikan film sebagai jalur karier profesional.

Sebanyak 60 peserta dari kalangan pelaku ekonomi kreatif di bidang film dan video mengikuti pelatihan ini.

Disbudporapar juga menggandeng komunitas lokal Sinema Banua sebagai mitra kolaboratif, memperkuat ekosistem perfilman yang inklusif dan berbasis komunitas.

Kegiatan ini juga diharapkan menjadi ruang temu bagi para insan kreatif untuk saling terhubung, berbagi ide, dan membangun jejaring kolaboratif lintas sektor dari dunia pendidikan hingga pelaku usaha swasta.

“Kami berharap dari kegiatan ini lahir komunitas kreatif yang solid, tumbuh talenta baru yang potensial, serta tercipta karya-karya film berkualitas yang dapat menjadi aset ekonomi dan budaya daerah,” tandasnya.(fachrul)

Editor : Amran