Catat, Begini Meghadapi Stres Karena Pensiun

Jamaah yang mengikuti tausih Ustad Maswan usai sholat subuh berjamah di Masjid Arrahman Kampung Melayu, Banjarmasin. (istimewa)

ADA seorang pejabat diberitahukan bawahannya, kalau sebentar lagi pensiun. Singkat kisah, pejabat pun terkena pospower sindrum, atau MPP (mati pelan-pelan).

Jamaah yang mengikuti tausih Ustad Maswan usai sholat subuh berjamah di Masjid Arrahman Kampung Melayu, Banjarmasin. (istimewa)

Sudah begitu kecenderungan stres meningkat. Bisa begitu, karena Prof Sadjali mengatakan banyak stress terjadi ketika mau pensiun, karena kebiasaan dihormati waktu menjabat menjadi hilang.

Lantas apa obat yang ampuh dan bagaimana menghindari terkena penyakit tekanan bathin itu berdasarkan Islam?

Simak tausiah yang disampaikan Ustad Maswan usai sholat Subuh berjamah di Masjid Arrahman, Kampung Melayu, Banjarmasin. Berikut siraman rohani itu yang sempat dicatat salah satu jamaah yang hadir, H Sukrowardi, disapa Bang Sukro, dari ratusan jamaah yang hadir.

Sumber stres yang sebenarnya adalah karena terlalu cinta dunia. Karena manusia itu karakternya tamak; Jika manusia memiliki dua lembah penuh harta, pasti ia akan mencari lembah harta yang ketiga (Al Hadits).

Sejatinya semua manusia terlalu cinta dunia dan lebih menginginkan harapan untuk dunia yang fana. Untuk itu, beropsesilah agar selalu di cintai Allah SWT, bukan dicintai makhluk-Nya.

Persiapan menghadapi stress ingatlah kalimat “La Tahzan, Innallaha Ma’ana”. Kalimat ini berbahasa Arab yang berasal dari Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 40, dan memiliki arti, “Janganlah engkau bersedih, Sesungguhnya Allah bersama kita.

Dalam pengertian kalimat tersebut dapat disimpulkan bahwa Allah SWT, tidak menuntut kita untuk bersedih dalam berbagai permasalahan hidup duniawi.

“Untuk persiapan menghadapi stres, salah satunya dari hilangnya jabatan, silahkan cari buku yang judulnya Lahtajan. Allahusamad, mari kita ketergantungan dengan allah bukan manusia,” ujar Bang Sukro mengutip tausiah Ustad Maswan.

Sebab, Rabb yang mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-hamba-Nya, pun tak luput untuk disalahkan. Orang-orang seperti ini, hendaknya mengingat sebuah firman Allah SWT;

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216).

Perbanyak qiyamul lail, bangun untuk sholat Tahajud. Dari ibadah itu, Allah SWT menjamin, mengangkatkan makam yang paling tinggi derajatnya, doa dikabulkan, diampuni, serta dijaga keselamatan. Allah SWT tidak pernah ingkar, kecuali politukus bisa ingkar.

Kemudian, perkuat istigfar tiap hari kepada Allah SWT, untuk mempertebal iman, dan mendapat pengampunan dari-Nya.
Selain itu, rajin beribadah ke Masjid, dan perbanyak sedekah.

“Mari programkan mau ke Masjid bawa uang untuk berinfak,” katanya lagi.

Menghilangkan stres dimulai dengan tidak putus wudhu, artinya tidak meninggalkan sholat lima waktu ditambah ibadah sunat lainnya.

Selalu bersyukur atas apa yang sudah didapat, sesuai perkataan bijak, mencari kebahagiaan tidak akan pernah puas puasnya, namun terus bersyukur maka kebahagian bisa didapat dengan sendirinya.

Jadi yang patut disyukuri orang pensiun adalah, umur panjang, selamat meniti tugas dan berhasil menerima hak pensiun.

Dengan begitu, masih bisa melakukan aktivitas lain yang bisa mengurangi stres, mensyukuri nikmat dengan jalan pagi, baca koran dan nonton TV. (bbs)

Oleh : H Sukrowardi

Tinggalkan Balasan