Bhabinkamtibmas, Ngurusi Maling Sandal Hingga Covid-19

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Kepolisian Republik Indonesia (Polri) merupakan institusi yang bertanggung jawab dalam mengupayakan, mencegah, dan mengelimininasi setiap gejala yang mungkin muncul dan dapat mengganggu keamanan serta ketertiban di masyarakat. Polri tentunya memiliki tugas yang cukup berat dalam pencegahan terjadinya pelanggaran, kejahatan, pelayanan masyarakat, dan melindungi serta menertibkan masyarakat.

Salah satu langkah Polri dalam mewujudkan hal tersebut dengan membentuk Bhabinkamtibmas (Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) yang ditunjuk selaku pembina keamanan dan ketertiban masyarakat.

Bhabinkamtibmas adalah ujung tombak kepolisian yang paling dekat dengan masyarakat. Memiliki tugas yang paling kompleks diantara personel kepolisian, banyak suka duka yang mereka hadapi selama bertugas. Salah satunya seperti yang dituturkan Aiptu Fahruddin, Bhabinkamtibmas Kelurahan Sungai Bilu, Polsek Banjarmasin Timur, Polresta Banjarmasin, Polda Kalimantan Selatan.

Kepada klikkalsel.com ia menuturkan banyak pengalaman yang ditemuinya selama 8 tahun menjadi Bhabinkamtibmas. Ia setiap dituntut untuk standby 24 jam, hingga ujarnya ia tidak memiliki jam kerja resmi.

“Pernah tengah malam saya ditelpon Ketua RT yang mengabarkan ada perkelahian. Saat saya datangi yang berkelahi ternyata suami isteri. Si isteri ngamuk banting barang-barang. Ketua RT yang tidak berani melerai akhirnya menelpon saya,” ujarnya sambil tersenyum, Rabu (25/5/2022).

Namun tak jarang saat didatangi memang terjadi perkelahian hingga menyebabkan korban jiwa. Menghadapi hal tersebut ia mengaku tak mau gegabah dan segera menghubungi Polsek atau Polresta untuk meminta bantuan. Tapi dibeberapa kesempatan terkadang ia terpaksa harus ‘beraksi’ sendiri demi menghindari hal-hal yang lebih fatal terjadi.

Pengalaman yang paling berkesan ujarnya ialah saat pimpinan Polri memerintahkan semua personel Bhabinkamtibmas untuk turut serta dalam penanganan Covid-19. Mau tak mau ia yang berada digarda terdepan harus berjibaku, mulai dari memberikan pemahaman warga hingga membantu evakuasi warga yang terpapar ke rumah karantina.

Apalagi Kelurahan Sungai Bilu yang menjadi wilayah tugasnya sempat menjadi kluster tertingi dalam penyebaran Covid-19 di Banjarmasin. Bertaruh nyawa dengan risiko terpapar wabah mendunia ini adalah pilihan yang tak dapat ditolak baginya dalam mengabdikan diri kepada masyarakat.

“Pemahaman warga di awal pandemi tentang Covid-19 masih sangat minim. Mereka yang jelas terpapar tidak mau dibawa ke rumah sakit atau ke rumah karantina. Kita harus perlahan dan sabar memberikan mereka pengertian,” jelasnya.

“Bukan hanya masalah kesehatannya, kami para Bhabinkamtibmas bersama Babinsa dan kelurahan juga harus memilikirkan masalah kebutuhan mereka yang kena Covid, seperti konsumsi dan kebutuhan selam karantina. Akhirnya mungkin selama satu dana tunjangan Bhabinkamtibmas saya gunakan total untuk kebutuhan warga,” sambungnya.

Baca Juga : Kapolresta Banjarmasin Bantu Bopong dan Obati Korban Lakalantas

Baca Juga : Sidang Perdana Kasus Ratu Arisan Online Bodong, Alasan Hamil Terdakwa Hadir Secara Daring

Pengetahuan minim masyarakat ditambah informasi hoax yang berseliweran terkait dugaan konspirasi yang menyatakan ada oknum yang memang ‘meng-covid-kan’ warga demi keuntungan petugas semata membuat tugasnya semakin berat. Meski demikian ia mengaku sangat berterima kasih karena pimpinan membekali mereka dengan perlengkapan seperti masker, hazmat dan lainnya guna menjaga diri selama bertugas.

“Jangankan warga, ketakutan berlebihan terhadap covid sempat membuat saya dihindari oleh keluarga karena setiap hari saya harus mengurusi warga yang kena. Namun saya maklum, wajarlah kalau mereka takut,” ceritanya.

Berkutat dengan Covid akhirnya membuat dirinya akhirnya juga turut terpapar. Ia sempat ‘diistirahatkan’ beberapa pekan guna pemulihan. Bukannya jera, setelah dinyatakan pulih ia kembali bergabung dengan rekan-rekannya. Bahkan ia lebih giat lagi mensosialisasikan protokol kesehatan kepada warga, karena tidak ingin mereka mengalami rasa sakit yang pernah dirasakannya.

Ditanya kasus yang paling unik yang pernah ditemui, Aiptu Fahruddin menyebut kasus anak hilang di wilayahnya yang paling lucu, tapi disisi lain paling menyedihkan. Saat itu dikabarkan ada anak yang diduga hilang karena disembunyikan hantu. Akibatnya puluhan relawan dan orang pintar berdatangan ke wilayah tersebut guna menyisir pekuburan untuk membantu pencarian. Pihak keluarga pun dibuat kalang kabut dan turut melakukan pencarian.

Selidik punya selidik, akhirnya ia mendapat titik terang bahwa anak tersebut tidak disembunyikan makhluk gaib, namun diamankan salah satu warga ke Kabupaten Banjar karena diduga anak tersebut takut pulang karena kerap mendapat tindak kekerasan dari orang tua serta saudara-saudaranya. Hal itu membuatnya harus merogoh kocek pribadi untuk berangkat ke Kabupaten Banjar untuk menjemput anak tersebut dan mencari penyelesaian dengan pihak keluarga agar hal tersebut tak terulang.

“Jadi kalau diistilahkan kami ini ngurusi dari kasus maling sandal hingga Covid-19,” ujarnya tertawa.

Meski demikian ia senang tugas yang diamanahkan kepadanya sebagai seorang Bhabinkamtibmas. Ujarnya ia dapat bercengkrama dengan warga tanpa batasan status sosial, ngopi santai di warung ngobol terkait banyak hal. Semenjak menjadi Bhabinkamtibmas ia merasa memiliki keluarga baru yang kerap menyapanya jika berpapasan di jalan.

Sementara itu Kapolresta Banjarmasin, Kombes Pol Sabana A Martosumito mengaku salut dan bangga atas dedikasi Bhabinkamtibmas selama ini. Ia memberikan apresiasi tak terhingga atas segala pengorbanan yang dilakukan dalam setiap tugas yang dilakukan, khususnya penanganan Covid-19.

“Mereka sebagai ujung tombak Polri telah bekerja secara luar biasa melampaui panggilan tugasnya,” ujar Kapolresta.

Untuk itu sedang merancang kegiatan untuk Bhabinkamtibmas sebagai ‘kado’ atas dedikasi mereka. Ia berharap hal-hal baik yang telah dilakukan untuk masyarakat terus dipertahankan, bahkan jika perlu ditambah lagi. (david)

Editor: Abadi