Banyak Guru Belum Mengerti IT, Penerapan Kurikulum Merdeka Terhambat

Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin, Nuryadi

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Kurikulum Merdeka akan diterapkan sesuai dengan instruksi Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banjarmasin. Aturan itu dikeluarkan karena di Banjarmasin baru 15 Sekolah baik SD maupun SMP yang menerapkannya.

“Dari 49 sekolah penggerak, baru 15 yang menerapkan Kurikulum Merdeka. Sudah berjalan sekitar enam bulan,” ucap Nuryadi, Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin, Senin (2/1/2023).

Apabila dibandingkan dengan jumlah sekolah yang ada di bawah naungan Disdik Kota Banjarmasin saat ini, jumlah sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka itu masih sangat sedikit.

Pasalnya dari data yang terhimpun, ada sebanyak 259 SD Negeri/Swasta, 35 SMP Negeri dan 27 SMP Swasta. Lalu, sebanyak 11 PAUD Negeri dan 300 PAUD Swasta.

“Kami akan berikan Surat Edaran (SE) untuk mencoba memulai Kurikulum Merdeka,” ujarnya.

Selain itu ujar Nuryadi, banyaknya sekolah yang belum menerapkan Kurikulum Merdeka tersebut disampaikan karena beberapa kendala. Salah satunya banyak guru yang belum mengerti dengan IT. Dimana pembelajaran Kurikulum Merdeka lebih banyak berbasis digital.

Baca Juga : Mutu Pendidikan di Banjarmasin Terus Ditingkatkan

Baca Juga : Berkas Dukungan Pemilih 13 Bakal Calon DPD RI Dapil Kalsel Mulai Diverifikasi

Karena alasan tersebut maka pihaknya akan melengkapi sarana dan prasarana disetiap sekolah untuk menunjang pelaksanaan Kurikulum Merdeka.

“Harapannya dengan penerapan Kurikulum Merdeka juga tidak adalagi Guru yang gaptek dan Januari ini sudah ada sekolah yang mendaftarkan Kurikulum Merdeka. Walaupun sekarang belum diwajibkan,” tambahnya.

Para siswa SMPN 32 Banjarmasin usai mengikuti pembelajaran di sekolah

Ingin diterapkanya kurikulum Merdeka tersebut rupanya bukan tanpa alasan. Menurutnya pada 2024 mendatang penerapan Kurikulum Merdeka sudah diwajibkan oleh Pemerintah Pusat.

“Mau tidak mau, suka tidak suka akan diberlakukan. Ada tiga tahapan Kurikulum. Kurikulum 13 (K-13), Kurikulum Darurat, dan sekarang menuju Kurikulum Merdeka,” tandasnya.(fachrul)

Editor : Amran