BARABAI, klikkalsel.com – Sejumlah teknisi Yayasan Relawan Kampung Indonesia yang berasal dari Banten mulai membangun jembatan gantung untuk masyarakat terdampak banjir di Desa Baru, Kecamatan Batu Benawa, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).
Becermin dari bencana yang lalu, Jembatan yang dibuat pun diperkokoh dengan menggunakan konstruksi baja dan ditinggikan lebih dari ketinggian permukaan air yang sebelumnya melanda wilayah tersebut.
Salah satu teknisi jembatan, Yusef Cahyadi pada Hari Sabtu (30/10/2021) menjelaskan, Jembatan yang kita bangun berbentuk jembatan gantung simetris dengan konstruksi baja agar lebih kokoh.
Baca juga: Pastikan Distribusi BBM Berjalan Lancar, Polres HST Lakukan Penertiban Antrean di Sejumlah SPBU
“Kita memakai konstruksi baja agar lebih kokoh dan tahan lama pemakaiannya,” tuturnya.
Menurutnya, dengan konstruksi baja tersebut diperkirakan dapat bertahan 10 hingga 20 tahun dengan perawatan secara berkala.
Lebih lanjut, Jembatan gantung yang dibuat dengan bentangan 80 meter dan lebarnya 1,2 hingga 1,6 meter, serta tinggi jembatan 2 meter dari permukaan tanah.
Pembangunan jembatan gantung tersebut merupakan Program Jembatan Asa yang bersumber dana dari YPP (Yayasan Pundi Amal Peduli Kasih) SCTV, Indosiar untuk masyarakat setempat.
Kemudian, dalam prosesnya pun menggunakan pendekatan sosial, yakni para tim dari Relawan Kampung Indonesia bergotong-royong dengan masyarakat setempat membangunnya.
“Target pengerjaan selama 90 hari, itu pun tergantung dari kondisi cuaca serta berbagai proses kedepan nantinya. Terlebih jika masyarakat antusias, penyelesaiannya bisa lebih cepat,” tambahnya.
Sementara itu, Muhammad Ichwan Pj Pembakal Desa Baru menuturkan, Jembatan gantung yang dibangunkan ini merupakan sebuah sumbangsih yang sangat besar untuk masyarakat.
Ia bersama masyarakat mengucapkan terimakasih atas bantuan yang diberikan Relawan Kampung Indonesia serta para donatur melalui Program Jembatan Asa tersebut.
Menurutnya, dengan adanya jembatan tersebut akses masyarakat akan jauh lebih mudah dalam melakukan segala aktivitasnya, khususnya ke kebun.
“Selama ini kita ke kebun memakai lanting (bambu), terbatas bergantian dan sangat berbahaya. Dengan adanya jembatan ini akses masyarakat akan jauh lebih mudah. Terlebih hampir 80 persen mayoritas perkebunan masyarakat ada di seberang sungai.” tutupnya. (dayat)
Editor : Akhmad