TANJUNG, klikkalsel.com – Seorang pria di RT 3 Kapar, Kecamatan Murung Pudak, Kabupaten Tabalong hingga setengah abad usianya belum juga memiliki KTP.
Ia adalah Mahani yang lebih akrab disapa Lidiw (56). Ia selama ini hidup sebatang kara, dan menggantungkan hidupnya pada bantuan dari dari tetangganya.
Meski ia memiliki perkerjaan, namun itu hanya penghasilan serabutan yang tak tentu didapatkannya setiap hari.
Rumahnya pun kondisinya sangat memprihatinkan, hanya bertahtakan kresek atau pastik bekas, dengan kondisi itu bahkan untuk disebut gubuk masih tak layak.
“Kemarin, kami didatangi oleh ketua RT 3 di Kapar. Beliau mengadukan si Abang Lidiw, yang hidup di gubuk sebatang kara, bahkan tak memiliki KTP setempat. Katanya sempat pernah diurus sudah lama, tapi sampai sekarang belum selesai,” jelas Hayatun Nufus, Bendahara Komunitas Sayangi Sesama (KS2) Tabalong, Sabtu (31/10/2020).
Atas curhatan ketua RT tersebut, Hayatun Nufus mengkoordinasikan dengan Ketua KS2, hingga team mereka kemudian turun mengklarifikasi fakta-fakta di lapangan.
“Sayangnya, Lidiw hingga kini tak memiliki KTP. Secara administratif ia kehilangan banyak hal sebagai warga negara. KTP adalah prasyarat, warga dapat mengakses pelayanan publik. Namun pun demikian, Abang Lidiw tetap menerima bantuan jika ada program pemerintah,” jelas Ketua KS2 Tabalong Erlina Effendi Ilas.
Bahkan sampai seorang ketua RT pun mencurahkan hal tentang Lidiw. Dia berharap desa dapat mengupayakan Lidiw mendapatkan KTP, untuk kemudian membantu memperbaiki gubuknya sehingga di umur setengah abad, Lidiw dapat memiliki KTP.
Menurut informasi, saat ini pemilik tanah gubuk yang ditinggali Lidiw sudah mewakafkan untuk tempat mebangun pondok tinggalnya. Dengan demikian masyarakat pun dapat menjadi bagian kebaikan membantunya memiliki tempat tinggal yang sederhana namun layak.
“Ini persoalan kemanusiaan. Tanggung jawabnya ada pada tetangganya, pemerintahnya, warganya dan sadaranya sesama manusia. Akhirnya ini jadi urusan kemanusiaan kita semua. Kita sinergikan saja, baik pemerintah swasta dan kita sebagai pribadi,” pungkas Erlina Effendi Ilas.(arif)
Editor : Amran