Musisi Jalanan Ingin Diakui, Tidak Diburu Satpol PP dan Digabung dengan ODGJ

BANJARMASIN,klikkalsel.com – Keberadaan musisi jalanan yang sering dijumpai di sejumlah perempatan/lampu merah yang mecari nafkah di Kota Banjarmasin, ternyata menyimpan sejumlah cerita.

Mereka tidak hanya harus pandai memainkan musik untuk menarik perhatian pengendara agar memberikan sedikit rezekinya. Di sisi lain, para musisi jalanan juga harus memantau situasi terhadap kemungkinan diburu oleh Satpol PP yang melakyukan raziz identitas warga.

Randi seorang musisi jalanan yang menggunakan speaker di lampu merah Kawasan Jalan Printis Kemerdekaan, mengatakan keberadaannya bersama kawan-kawan tidak ingin mengganggu siapapun. Tapi hanya ingin dihargai sebagai musisi jalanan yang mencari nafkah.

“Hasil rupiah demi rupiah yang terkumpul kemudian dibagi, kepada yang nyodorin kotak ada yang nyanyi adapula yang jadi baking vocal,” tutur Randi, Jumat (23/10/2020).

Meski nyanyian mereka yang menggunakan speaker bak sayup terdengar, sebab beradu dengan deru mesin kendaraan yang melintas di perempatan lampu merah, randi dan timnya tetap memainkan musik.

Lelaki yang berusia 30 tahun tersebut juga mengatakan, teman-teman yang tergabung Musisi Pengamen Jalanan Banjarmasin ini ada kurang lebih sebanyak 30 orang.

“Teman teman tersebar di berbagai tempat persimpangan, seperti persimpangan Pasar Lama, Belitung, Kamboja, Kuripan dan Antasari,” katanya.

Saat ditannya dari mana mendapatkan alat-alat pendukung musik tersebut, seperti speaker, microphone dan alat music lainnya? Ia mengatakan, semua dari hasil menjual motor, handphone dan beberapa barang berharga lainnya yang kemudian dibelikan dengan alat alat tersebut.

“Hampir semua alat ngamen milik saya yang dipinjamkan kepada teman-teman silakan mereka pakai saya ingin niatnnya membantu agar mereka bisa berkreasi,” ucapnnya.

Ia berencana mengusulkan kepada Dinas Pariwisata Pemerintah Kota Banjarmasin agar diakui dalam suatu komunitas. Namun saat ini mereka masih terkendala identitas seperti KTP yang sebagian tak memilikinnya.

“Saya beberapa kali ke Dinas Catatan Sipil dengan teman pengamen lainnya untuk bisa mendapatkan KTP namun selalu terkendala terlebih dimasa pandemi sekarang,” imbuhnya kepada klikkalsel.com.

Sementara, Udin salah seorang pengamen yang tergabung di musisi, mengaku pernah diamankan Satpol PP dan dibawa kerumah singgah Dinas Sosial. “Saya digabung dengan sejumlah orang dalam gangguan jiwa (ODGJ),” katannya.

Teman teman yang tergabung di musisi jalanan Banjarmasin tersebut bermacam-macam dari dipecat dari pekerjaan, juga ada yang memang mencari nafkah akibat pandemi dan menghidupi anak serta istri.

“Sekarang teman – teman mulai bergabung di komunitas, saya berharap ada perhatian dari pemerintah atas keberadaan kami,”ucap Udin.(azka)

Editor : Amran

Tinggalkan Balasan