BANJARMASIN, klikkalsel.com – Kapolda Kalsel, Irjen Pol Nico Afinta mengungkapkan ada 6 orang reaktif Rapid Test. Hal ini disampaikannya seusai pembubaran aksi unjuk rasa BEM se Kalsel menolak UU Omnibus Law di Jalan Lambung Mangkurat, Jumat (16/10/2020) sekitar pukul 00:30 Wita.
6 orang itu dari 374 diduga penyusup unjuk rasa Penolakan UU Omnibus Law yang diamankan Polda Kalsel dan Polresta Banjarmasin. Irjen Pol Nico Afinta menerangkan selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan Swab Test guna mengidentifikasi infeksi Covid-19.
“Bisa dibayangkan kalau misalkan ada 200 atau berapapun yang berkumpul ada yang reaktif maka itu bisa menularkan” tuturnya kepada awak media.
Lanjut, ia menambahkan, guna antisipasi penyebaran Covid-19 di tengah aksi unjuk rasa lanjutan. Maka akan diusulkan ke masing-masing perguruan tinggi di Kalsel agar mahasiswanya menyertai surat bebas Covid-19.
“Saya sudah berhubungan dengan pembantu rektor III bahwa setiap unjuk rasa diwajibkan membawa untuk membawa surat bebas dari Covid. Sehingga penyebaran covid dalam kerumunan itu bisa terhindarkan.
Jenderal polisi pangkat bintang dua ini mengatakan pihaknya tidak menghalangi bagi siapa dan kelompok manapun dalam menyampaikan aspirasi. Namun, menurut Kapolda, sisi kesehatan dan keselamatan patut menjadi perhatian bersama.
“Sekarang siapa yang bertanggung jawab. Kalau misalkan adik-adik ini pulang kemudian membawa virus tersebut, orang tuanya atau mungkin saudara – saudaranya yang mempunyai penyakit bawaan bisa terkena. Nah ini yang kita cegah,” ujarnya.
Baca juga : Korwil BEM se-Kalimantan Menangis Saat Unjuk Rasa Dibubarkan Aparat
Sementara itu, Kapolda Kalsel, Irjen Pol Nico Afinta mewakili jajarannya dan TNI, mengapresiasi aksi unjuk rasa dengan jumlah massa mencapai ribuan orang berlangsung kondusif di Banjarmasin. Ia berharap hal tersebut terus dipertahankan dalam hal menyampaikan aspirasi.
“Harapan saya kedepan : demokrasi berjalan, Banua (Kalsel) aman,” pungkasnya. (rizqon)
