BANJARMASIN, klikklasel – 15 hari telah berlalu, dimana masyarakat Tionghoa merayakan tahun baru Imlek, kini mereka kembali memasuki perayaan Cap Go Meh.
Pengurus Klenteng Suci Nurani Banjarmasin Tiono Husin menjelaskan, Imlek kurang meriah kalau nggak ada Cap Go Meh.
Menurutnya, perayaan yang dilakukan orang Tionghoa dua minggu setelah Tahun Baru Imlek, atau Cap Go Meh ada makna yang tersirat bagi masyarakat Tionghoa tesebut.
Imlek biasanya dirayakan dengan sembahyang ke Klenteng untuk memanjatkan doa keselamatan dan keberkahan di tahun yang baru. Setelah itu, baru kumpul dan makan bersama keluarga.
Sedangkan, kata Tiono, pada Cap Go Meh, orang-orang membawa persembahan berupa kue keranjang dan melakukan sembahyang untuk mengucap syukur dan memohon keselamatan.
“Dengan sesembahan dan bersembah yang di klenteng semoga hajat mereka terkabul,†ucapnya, saat ditemui reporter klikkalsel.com, Selasa (19/2/2019).
Pada perayaan Cap Go Meh, tarian Naga dan Barongsai Liong juga ada, seperti terlihat memasuki toko-toko yang berada di kawasan A Yani.
Hendrik pemilik toko di kawasan Ayani mengatakan, berbagi berkah di akhir tahun baru dan mengadakan sembahyang, agar hajat dan keingin lekas terkabul.
“Dengan doa sekaligus berbagi agar rezeki lebih tambah,†katanya. (azka)
Editor : Farid