BANJARBARU, klikkalsel.com – Ratusan anggota Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Kalimantan Selatan dan berbagai komunitas pecinta alam menggelar aksi kampanye di Bundaran Banjarbaru pada Sabtu (26/4/2025). Aksi ini merupakan bagian dari peringatan Hari Bumi yang diperingati setiap bulan April.
Dalam orasinya, para aktivis lingkungan ini menyampaikan penolakan terhadap rencana penetapan Pegunungan Meratus sebagai Taman Nasional. Mereka menilai, alih-alih membawa kebaikan, penetapan tersebut justru berpotensi merusak alam dan lingkungan sekitar. Selain itu, WALHI Kalsel juga menyoroti polemik sampah di Kota Banjarmasin yang hingga kini belum menemukan solusi konkret.
Pantauan di lapangan menunjukkan, massa aksi membentangkan spanduk dan baliho berisi tuntutan mereka di Tugu Bundaran Banjarbaru. Isu penolakan Taman Nasional Meratus dan krisis sampah di Banjarmasin menjadi fokus utama dalam kampanye Hari Bumi kali ini.
Baca Juga : Walhi Bersuara Keras, PT MMI Beri Klarifikasi Soal Dugaan Kerusakan Lingkungan di Rantau Bakula
Baca Juga : Gubernur dan Wakil Gubernur Resmi Kukuhkan Pengurus Dekranasda Kalsel Masa Bakti 2025–2030
Rudy Fahrianor, Deputi WALHI Kalsel, mengungkapkan bahwa penolakan terhadap Taman Nasional Meratus bukan hanya datang dari pihaknya, melainkan juga dari masyarakat adat yang telah menjaga kelestarian pegunungan tersebut selama ratusan tahun. Ia khawatir, penetapan Taman Nasional akan berpotensi mengusir masyarakat adat dari tanah leluhur mereka dan menghilangkan kearifan lokal yang selama ini menjadi penjaga lingkungan.
“Penolakan ini bukan hanya suara WALHI, tapi juga suara masyarakat yang selama ini hidup berdampingan dengan alam Meratus. Mereka khawatir hak-hak mereka akan terabaikan,” tegas Rudy dalam orasinya.
Selain isu Meratus, WALHI Kalsel juga menyoroti permasalahan sampah di Banjarmasin yang semakin memprihatinkan. Penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Basirih beberapa waktu lalu menyebabkan penumpukan sampah di berbagai sudut kota.
“Kita bisa lihat sendiri bagaimana sampah membeludak di Banjarmasin. Pemerintah daerah harus segera mengambil tindakan nyata untuk mengatasi masalah ini,” ujar Rudy.
Dalam kampanye ini, WALHI Kalsel bersama para pecinta alam mendesak pemerintah untuk membatalkan usulan Taman Nasional Meratus dan mencari solusi tuntas untuk polemik sampah di Banjarmasin.
Kegiatan peringatan Hari Bumi ini akan berlangsung selama dua hari dan diikuti oleh berbagai kalangan, terutama generasi muda. Selain orasi dan pembentangan spanduk, acara ini juga diisi dengan live musik, lomba mewarnai, dan pentas seni budaya. (Mada)
Editor: Abadi





