Ujaran Kebencian Rawan Terjadi Jelang Pemilu 2024 dan Berpotensi Mengurangi Tingkat Pemilih

Pengamat pemerintahan, Arif Rahman Hakim yang juga merupakan seorang pengajar di Fakultas FISIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM)

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Pemilihan umum sudah semakin dekat, terlebih pemilihan untuk legislatif dan Presiden tinggal hitungan jari.

Seiring dengan itu, isu-isu di masyarakat yang berpotensi saling memprovokasi dan mencoba menjatuhkan pesaing dengan hal-hal kurang baik dinilai semakin bermunculan.

Pendapat tersebut diungkapkan Pengamat politik dan juga pemerintahan dari Akademisi Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Arif Rahman Hakim kepada klikkalsel.com

“Jelang pemilu potensi penyebaran isu-isu negatif atau prokokativ perlu diwaspadai. Jangan sampai mudah terpengaruh, Senin (5/2/2024).

Karena itu, masyarakat dan tim sukses dari para kontestan tersebut bisa diimbau untuk tidak mudah terpancing dengan situasi yang memicu adanya gesekan.

“Semakin dekat kita berharap masyarakat lebih rasional dan bijaksana dalam menyikapi informasi yang menyebar,” tuturnya.

“Kita ingin situasi yang sejuk, damai, aman dan tertib. Sehingga pemilu sebagai integritas bangsa bisa betul-betul terwujud,” sambungnya.

Baca Juga : Cegah Hoax Jelang Pemilu 2024, Diskominfotik Gelar Sosialisasi FKDM

Baca Juga : Sebanyak 113.311 Lembar Surat Suara Rusak, KPU Kalsel Ajukan Penggantian

Menurutnya perbuatan memprovokasi dan saling menjatuhkan pesaing dapat dinilai telah mencederai demokrasi dan Pemilu 2024 sebagai integrasi Bangsa.

Serta nantinya juga bisa mengurangi tingkat partisipasi pemilih untuk melahirkan pemimpin-pemimpin atau legislatif yang berkualitas.

“Saya harap juga masyarakat bisa cerdas dalam menerima informasi dan tidak terpancing meski berbeda pilihan,” imbuhnya.

Pasalnya, masyarakat sering kali menjadi target penyebaran berita palsu yang dapat memicu ketegangan dan konflik di tengah masyarakat menjelang pelaksanaan Pemilu.

Oleh karena itu, perlu kehati-hatian dalam menerima informasi. Ini menjadi kunci untuk mencegah penyebaran hoaks.

“Mari hadapi kampanye dengan gembira, tentu saja dengan menghindari hal-hal yang akan merugikan kita semua,” pungkasnya. (airlangga)

Editor: Abadi