BANJARMASIN, klikkalsel.com – Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Kalimantan Selatan bertandang ke kediaman HM Ridwan Baseri atau Guru Kapuh di Desa Kapuh Kecamatan Simpur, Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS).
Silaturahmi pengurus FKPT yang dimotori Aliansyah Mahadi diterima ulama kharismatik, Guru Kapuh. Guru Kapuh yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten HSS mengaku senang kehadiran pengurus FKPT untuk bersama-sama memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai radikaliame dan terorisme.
Sebagaimana diketahui kejadian penyerangan dugaan terorisme ke Polsek Daha Selatan yang menyebabkan seorang polisi tewas ditangan terorisme Abdurahman yang juga tewas pada 1 Juni 2020 lalu sangat mengejutkan daerah ini yang dikenal religius.
Dikatakan Guru Kapuh, pencegahan ini bukan hanya tugas pemerintah tetapi juga semua pihak, termasuk para ulama. Di HSS, katanya, atas inisiatif Bupati bersama Kapolres dan Dandim setempat telah dua kali menggelar rapat bersama para ulama, pengurus pondok pesantren dan majelis taklim serta para camat diberikan pemahaman mengenai radikalisme.
Bahkan, para ulama dan ustadz telah dimintakan untuk menyelipkan tausiah pelajaran yang sebelumnya mengenai narkoba dan pergaulan bebas sekarang mengenai radikalisme dan terorisme.
“Santri ditanamkan pemahaman materi bahaya radikalisme dan terorisme,” tutur Guru Kapuh.
Dalam sosialisasi anti radikalisme ini bukan hanya ahlak yang diajarkan tetapi juga pemahaman ayat Quran yang benar dan sifat tidak keras kepala dan mau menang sendiri dan mengaku alim.
Selain itu yang perlu diwaspadai juga mengenai para anak muda yang pemahaman agamanya masih dangkal mudah terpapar faham radikalisme, diingatkan adanya fatwa MUI yang mengharamkan aksi bunuh diri dalam terorisme.
Sehingga perlu ditingkatkan lagi toleransi, penyayang dan sifat pemaaf maka diharapkan akan menyulitkan jaringan terorisme memasuki faham ke anak muda usia 17 sampai 25 tahun.
Sementara itu, Ketua FKPT Kalsel Aliansyah Mahadi akan terus membangun komunikasi ke para ulama dan tokoh masyarakat untuk bersama-sama meluruskan kekeliruan pemahaman mati syahid bila melakulan aksi radikalisme dan terorisme ke para santri di pondok pesantren.
“Bukan hanya pondok pesantren tapi juga ke sekolah umum dan Karang Taruna,” ucapnya.
Diharapkan dengan pencegahan secara dini Kalsel aman dan damai dari aksi terorisme, sehingga daerah ini jadi panutan.(reggy/rilis)