Suplai Air Bersih Terganggu Akibat Kadar Garam Naik, PDAM Tuding Gara-gara Hujan Sebentar

Sungai Martapura salah satu sumber air baku di Kota Banjarmasin. (foto : rizqon/klikkasel)

BANJARMASIN, klikkalsel – Rupanya hujan yang turun sebentar Jumat (20/9/2018) kemarin, membuat kadar garam Sungai Martapura naik.

Akibatnya, pelanggan pun terancam kekurangan air bersih.

Dan mulai Jumat kemarin pula PDAM Bandarmasih menghentikan suplai air bersih di sebagian wilayah Banjarmasin.

Pasalnya, booster air baku di Sungai Bilu operasionalnya untuk sementara dihentikan. Lantaran gadar garam mencapai 600-850 miligram.

Normalnya, kadar garam air laut untuk aman diolah menjadi air bersih adalah 250 miligram.

“Hujan sebentar kemarin membuat kadar garam tinggi. Tak bisa diolah menjadi air bersih. Kami setop sementara boster Sungai Bilu sampai kadar garam normal,” jelas Direktur Operasional PDAM Bandarmasih, Supian kepada awak media.

Distopnya booster tersebut, tentu berdampak terhadap pendistribusian air bersih ke pelanggan.
Kawasan yang paling terpapar adalah pelanggan di kawasan Banjarmasin Utara dan Barat.

Supian jelaskan, tak hanya karena kadar garam tinggi, menurunnya suplai air bersih ke pelanggan juga karena air baku dari irigasi yang dimanfaatkan untuk pemadaman Karhutla.

“Boster S Parman juga mengalami penurunan, karena suplai dari irigasi tidak bisa dikirim air bakunya ke IPA 1 A. Yani, lantaran digunakan untuk pembasahan di sawah-sawah mengantisipasi kebakaran lahan,” kilah Supian.

Naiknya kadar garam dan tak normalnya aliran air baku, praktis PDAM hanya bisa memaksimalkan IPA 2 Pramuka. Padahal IPA 2 Pramuka untuk menopang pelanggan di kawasan Banjarmasin Timur, Tengah dan Selatan.

“Otomatis di dua kawasan ini ada pengurangan distribusi air, karena disalurkan juga ke kawasan Banjarmasin Utara dan Barat,” terangnya.

Dijelaskannya, suplai air bersih ke pelanggan yang biasanya mencapai 1.800-2.000 meter kubik per jam. Dengan kejadian ini, pihaknya hanya bisa mendistribusikan air bersih sekitar 1.400 meter kubik per jam.

“Kalau tak dikirim melalui IPA 2 Pramuka, kawasan Banjarmasin Barat dan Utara air bersih akan tak mengalir sama sekali,” papar Supian.

Hujan yang hanya sebentar Jumat tadi, diharapkannya akan terjadi lagi dengan intensitas tinggi. Agar intrusi air laut akan normal kembali, sehingga boster Sungai Bilu yang dihentikan sementara dapat beroperasional kembali.

Ia mengharapkan intrusi air laut tak sampai ke kawasan Sungai Tabuk. Pasalnya di sana, tepatnya di kawasan Pematang Panjang Kabupaten Banjar, ada boster pengolah air baku yang didistribusikan ke IPA 2 Pramuka.

“Kalau intrusi sampai kesana. Bisa se Banjarmasin terganggu suplai air bersih,” ungkapnya.

Mematikan boster Sungai Bilu untuk sementara, memang harus dipilih oleh PDAM Bandarmasih. Sebab, bila djpaksakan beroperasi, dampaknya akan ke pelanggan. Yakni akan menimbulkan gangguan kesehatan karena berbahaya, apabila dikonsumsi dapat mengakibatkan diare.

“Kami tak ingin beresiko. Apalagi ketika dioperasionalkan, dapat membuat peralatan instalasi rusak karena akan berkarat,” pungkasnya.

Berkurangnya distribusi air bersih sudah dirasakan pelanggan di Kawasan Banjarmasin Tengah, salah satunya Rahmi Indah Wati. Dia mengaku aliran air bersih di rumahnya sempat terhenti sekitar empat jam.

“Mulai setengah enam pagi sudah ngadat. Baru pukul 10.00 Wita ngalir. Itu pun kecil dan kurang bersih seperti air sungai menguning,” tukas Supian. (rizqon)

Editor : Farid

Tinggalkan Balasan