BANJARMASIN, klikkalsel.com – Wabah demam berdarah dengue (DBD) saat ini menjadi momok, terlebih lagi di tengah musim penghujan. Di Kalsel, kasus DBD sedang merebak, menjangkiti warga baik itu anak maupun oraang dewasa.
Salah satunya, Rama (24) warga Tanjung, Kabupaten Tabalong, saat ini terbaring di RSUD H Badaruddin Tabalong sejak empat hari terakhir. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai terapis fisioterapi di Banjarbaru itu didiagnosa DBD dan akhirnya dirujuk ke rumah sakit tempat asalnya untuk menjalani perawatan.
“Alhamdulillah demamnya mulai turun, sebelumnya sempat 40 derajat celsius,” ucapnya, Rabu (11/1/2022).
Di tengah kondisi cuaca sekarang, masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan. Sebab potensi penyebaran DBD makin tinggi di tengah musim penghujan.
Dokter RSUD Ulin Banjarmasin, Ahmad Muhsinin menerangkan DBD merupakan penyakit menular. Gejala DBD yang terjadi pada orang dewasa biasanya adalah gejala umum yang terjadi pada anak-anak juga. Orang yang terjangkit DBD umumnya mengalami demam tinggi, nyeri otot, sakit kepala, gangguan pencernaan, dan tubuh mudah lelah.
“Fase demam hingga 40 deracat Celsius terjadi hari ke 1 satu sampai ke tiga disertai gejala lainnya,” jelasnya.
Dia mengatakan, DBD adalah penyakit infeksi virus dengue yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Terkadang gejala DBD biasanya sering disalah artikan sebagai gejala demam biasa, jadi hanya ditangani di rumah saja.
Baca Juga : Waspada DBD! Diawal Tahun 2023 Sudah 74 Kasus di Kalsel
Baca Juga : Update Kasus DBD Awal Tahun 2023, 1 Anak Meninggal Dunia
“Jangan menunggu parah gejala baru berobat, lebih bagus segera mendatangi fasilitas kesehatan terdekat,” tuturnya.
Perlu digarisbawahi, dia menekankan, penyakit DBD jangan dianggap sepele. Pada beberapa kasus, gejala DBD pada orang dewasa dapat berkembang menjadi berat dan berbahaya, bahkan bisa mengancam jiwa.
“Data Dinkes 2022 lalu, tercatat 8 pasien meninggal dunia. Orang pernah terserang DBD masih berpotensi kembali terjangkit,” ucapnya.
Sementara itu, dia mengimbau pencegahan DBD yang paling sering dilakukan adalah pemberantasan sarang nyamuk dengan melakukan 3M Plus.
M yang pertama menguras atau mem wadah-wadah air yang menggenang, seperti bak mandi, tempat air minum, penampung air lemari es.
Kedua, menutup rapat wadah penampungan air yang menggenang, seperti bak, toren, kendi dan sebagainya.
Ketiga, memanfaatkan kembali barang-barang bekas atau didaur ulang. Sebab tumpukan barang bekas yang berpotensi untuk jadi tempat tinggal nyamuk.
Kemudian, plus yang dimaksud adalah kegiatan pendukung yang bisa dilakukan sehari-hari guna menghindari gigitan nyamuk Aedes Aegypti dengan ciri-ciri berwarna hitam dam bintik-bintik putih.
Di antaranya menggunakan penutup tempat tidur atau kelambu, memakai lotion anti nyamuk saat beraktivitas. Menanam tumbuhan pengusir nyamuk, seperti kayu putih atau lavender. (rizqon)
Editor: Abadi