Senjata Tradisional Sampai Jimat Berajah

Pengunjung Museum Wasaka saat melihat sejumlah peninggalan baik berupa senjata, lampu, mesintik dan kamera, lampu penerangan dan lain-lain terawat dengan baik.(foto : azka klikkalsel)

JIKA kita berkunjung ke Museum Waja Sampai Kaputing atau yang lebih dikenal Museum Wasaka, akan nampak beberapa jenis senjata senjata yang digunakan para pejuang tanah banjar melawan penjajah.

Pengunjung Museum Wasaka saat melihat sejumlah peninggalan baik berupa senjata, lampu, mesintik dan kamera, lampu penerangan dan lain-lain terawat dengan baik.(foto : azka klikkalsel)

Berbagai macam senjata telah menghiasi dinding museum tersebut. Mulai dari senjata tradisional sampai senjata modern. Tak hanya itu baju kaos, kameja berkerah, bahkan ikat kepala  yang bertuliskan huruf arab gundul menjadi pakian para pejuang banjar melawan belanda, masih terjaga dengan baik.

Di Mesium Wasaka, berlokasi Jalan Kampung Kenanga Ulu RT 14, Banjarmasin, tak hanya kaos yang disebut orang banjar berajah atau jimat yang telah diisi mantra.

Sebuah ikat pinggang yang diberi rajahan juga tergantung disisi ruang bagian kanan. Ikat pinggang, sebutannya bangsal dan benda-benda tersebut biasanya didapatkan dari tokoh atau pemuka agama ditanah banjar zaman dulu.

Tak hanya tombak, melainkan mandau serta parang yang menjadi khas senjata perjuangan Kalimantan Selatan pada masa itu, juga disimpan dan dirawat di Museum Wasaka tersebut.

Dari pantauan klikkalsel, Senin (04/12/2017), ke Museum Wasaka yang bangunannya berbentuk Rumah Adat Banjar dengan nama Bubungan Tinggi, dimana ruang depannya terpampang sejumlah foto para tokoh yang pernah memimpin perjuangan Kalimantan Selatan hingga pemimpin sekarang, H Sahbirin Noor.

Pemandu Museum Wasaka Kahfi Ansyari, mengatakan setiap harinya selalu dikunjungi pengunjung yang kebanyakan dari pelajar dan mahasiswa. Baik tugas sekolah juga dijadikan bahan penelitian serta perjuangan kemerdekaan masyarakat Banjarmasin.

“Mereka bisa melihat benda-benda yang digunakan pada masa perjuangan. Selain itu lebih membuka wawasan sejarah dan menghargai para jasa pahlawan,” katanya.

Hal yang sama pula diungkapkan oleh Siti, Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) semester III jurusan Komunikasi mengatakan, keberadaan museum sangat membantu pengetahuan, dapat melihat benda dan peninggalan pada zaman dulu yang digunakan sebagai perjuangan melawan penjajah seperti senjata.

“Ini pertama kalinya melihat senjata yang dipergunakan oleh pejuang banjar pada waktu itu secara langsung,” ucapnya. (azka)

Editor : Amran

Tinggalkan Balasan