Sejarah PWI Kalsel dan Balai Wartawan di Kota Banjarmasin

Balai Wartawan di dekat Masjid Sabilal Muhtadin. Sekarang menjadi Hotel Batung Batulis (Mansyur)

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Hari Pers Nasional (HPN) diperingati setiap tanggal 9 Februari yang juga bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).

Hal ini didasarkan pada Keputusan Presiden Nomor 5 tahun 1985. Dimana saat itu dijabat oleh presiden Soeharto yang menilai bahwa pers juga memiliki peranan penting dalam membangun bangsa.

Bagaimana sejarah perjalanan PWI di Kalimantan Selatan, khususnya Kota Banjarmasin ?

Mencari tahu tentang itu, Dosen sejarah Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Mansyur mengatakan, sebelumnya di Banjarmasin terdapat sebuah Gedung PWI yang pertama kali dibangun dan disebut sebagai kantornya para wartawan (Wartawan Center) atau Ruang Pers.

“Namun, bangunan itu telah dihancurkan karena kebijakan sepihak pemerintah. Gedung itu kini sudah berubah menjadi Gedung Hotel Batung Batulis Jalan Jenderal Sudirman, Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin dan hanya bisa dilihat di foto-foto masa lalu,” ujarnya, Kamis (9/2/2023).

Perkembangan Wartawan Center tidak terlepas dari berdirinya PWI. Tepatnya pada era setelah Proklamasi Kemerdekaan 1945. Kurang dari setahun setelah proklamasi, Jakarta memanas akibat pendaratan tentara Sekutu-NICA. Pada tanggal 3 Januari 1946 pemerintah akhirnya memutuskan eksodus ke Yogyakarta dan diikuti sejumlah Jurnalis Republik.

Wartawan atau Jurnalis Republik pada masa revolusi fisik berhadapan dengan media yang pro Belanda, para wartawan di bawah payung PWI melancarkan perang kata-kata di media cetak dan perang suara melalui Radio Republik Indonesia (RRI).

“Pada tanggal 9 dan 10 Februari 1946, sejumlah wartawan republik mengadakan Kongres Wartawan yang pertama di Yogyakarta. Hasil kongres tersebut memutuskan dibentuknya organisasi profesi wartawan yaitu PWI,” jelasnya.

Kongres Jurnalis pertama di Yogyakarta itu, selain dihadiri wartawan juga dihadiri penerbit, pimpinan media, penyiar radio, dan pos informasi lain-lain.

“Ada tiga tokoh yang turut memberikan orasi dalam kongres tersebut, di antaranya Menteri Amir Syarifuddin, Menteri Mohammad Natsir dan Tan Malaka,” imbuhnya.

Hingga dua tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1948, kata Mansyur, PWI di Kalimantan selatan akhirnya dibentuk dengan sebutan PWI Kring Banjarmasin.

Baca Juga : HPN 2023, Ketua PWI Kalsel: Sertifikasi Keharusan yang Tak Bisa Ditawar

Baca Juga : Puncak Peringatan HPN 2023, Jokowi: Dunia Pers Tidak Sedang Baik-Baik Saja

“Dalam persiapan, pembentukan PWI Kring Banjarmasin, turut hadir dari PWI Pusat, Adi Nugroho Anita, Djowoto, Antara dan Sumanang. Hampir semua anggota pengurus pertama ini adalah anggota redaksi Harian Nasional Kalimantan Berdjoang sebagai wartawan Republikein, banyak yang ikut mendirikan PWI Banjarmasin,” tuturnya.

“Karena itu, PWI Cabang Banjarmasin dibentuk berdasarkan surat Darmo Sugito (wartawan KBN Antara Yogyakarta), mengingat maklumat Bung Hatta tentang pentingnya membentuk jurnalis yang berjiwa republik guna memperkuat ketahanan nasional,” sambungnya.

Atas dasar itu juga, kata Mansyur secara resmi pada tahun 1948, PWI Kring Banjarmasin dibentuk.

Gedung PWI Kalsel di Jalan Pangeran Hidayatullah, Kecamatan Banjarmasin Timur

“Zafry Zamzam adalah pemimpinnya dan Arthum Artha ditunjuk sebagai sekretaris,” ungkapnya.

“Tiga media yang ada di Banjarmasin saat itu adalah Soeara Kalimantan, Kalimantan Berdjoeang dan Borneo Post. Jika dua media yang pertama bersifat nasionalis, maka yang terakhir berada di bawah pengawasan Residentie Voorlichtingen Dienst Zuider en OOster Afdeling van Borneo,” tambahnya.

Sebelum dibangunnya Gedung Balai Wartawan, lokasi ini awalnya merupakan sekretariat PWI Kring Banjarmasin. Pasca penyerahan kedaulatan dari Belanda kepada Indonesia pada tahun 1950 dan pemerintahan Orde Lama, terjadi perubahan.

Organisasi yang awalnya bernama PWI Kring Banjarmasin kemudian berubah nama menjadi PWI Cabang Banjarmasin. Zafry Zam-zam menjabat sebagai Ketua PWI selama dua tahun.

“Pada tahun 1950 mengundurkan diri karena diangkat sebagai pejabat negara, menjabat sebagai Kepala Kantor Penerangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) di Kandangan,” terangnya.

Selanjutnya Ketua PWI Banjarmasin (periode 1951-1953) menjabat sebagai Ketua Umum Haspan Hadna, sedangkan Arthum Artha sebagai bendahara.

Setelah era Haspan Hadna, Pimpinan Cabang PWI Banjarmasin kemudian dijabat oleh Arsyad Manan (periode 1954-1958). Pada tahun 1957, Arsyad Manan memprakarsai pembangunan Press Center Banjarmasin.

“Sampai sekitar tahun 1957-1958, terwujudlah pembangunan Press Center yang kemudian dipadukan dengan penanaman lantai pertama Balai Kota Banjarmasin. Ibukota pembangunan gedung ini atas bantuan Gubernur Milono (Pemerintah Kabupaten TK 1 Kalsel dengan bantuan Pemerintah Kabupaten Kota Banjarmasin era Walikota Aidan Sinaga,” ungkapnya.

Gedung ini digunakan dalam setiap pelantikan pengurus PWI Cabang Banjarmasin. Kemudian gedung tersebut sekitar tahun 1966 hingga 1970 juga pernah menjadi markas Badan Aksi Mahasiswa dan Seniman Kontra Revolusi Bandjarmasin.

“Kelompok ini aktif menggerebek Mabes IPPI, menangkap Gembong CGMI, Lekra, dan ormas lain yang berafiliasi dengan PKI. Selain itu, Kantor Wartawan ini juga menjadi markas para kuli tinta,” jelasnya lagi.

Lebih lanjut, Perpustakaan Kota Banjarmasin pada tahun 1975. Perpustakaan yang saat itu dikelola oleh Siti Jainur, kemudian digantikan oleh H. Muhammad Jakaria Sabran.

Warga Banjarmasin juga menyebutnya dengan Perpustakaan Wartawan yang dulunya tepat berada di pelataran Hotel Batung Batulis sekarang (tempat Restoran Wong Solo berada).

“Pada masa itu, arsitektur Perpustakaan Balai Wartawan sangat bagus,” imbuhnya.

Dalam perkembangannya, PWI Cabang Banjarmasin berganti nama menjadi PWI Kalsel. Begitu juga dengan Balai Wartawan yang kemudian berubah status.

Balai Wartawan yang lokasinya di Jalam Jenderal Sudirman kemudian dipindahkan ke gedung lain. PWI Cabang Kalsel telah menyelesaikan gedung baru sebanyak 5 lantai, yaitu Gedung Balai Wartawan HJ Djok Mentaya/PWI, di Jalan AS Musyaffa.

Hingga sampai saat ini, PWI yang berubah penyebutan menjadi PWI Provinsi Kalsel memiliki gedung sendiri di Jalan Pangeran Hidayatullah, Kecamatan Banjarmasin Timur yang diresmikan oleh Gubernur Kalsel yang saat itu dijabat H Rudy Ariffin pada 21 Maret 2006.

Sedangkan Ketua PWI Provinsi Kalsel saat ini dijabat oleh Zainal Helmie dan Sekretaris Toto Fachrudin. (airlangga)

Editor: Abadi