Sejarah Munculnya Lato-Lato, Mainan Viral yang Pernah Dilarang di Berbagai Negara

Sejarah Munculnya Lato-Lato, Mainan Viral yang Pernah Dilarang di Berbagai Negara

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Lato-lato kini tengah populer, bukan hanya di kalangan anak-anak, tapi juga orang dewasa. Bahkan media sosial turut diramaikan dengan kepopulerannya sebagai mainan jadul yang marak dijadikan ajang perlombaan oleh sebagian orang.

Dilansir dari Amazon, lato-lato ternyata berasal dari Amerika Serikat (AS). Mainan ini dinamai clakers atau knockers yang sudah ada sekitar tahun 1960-an.

Namun, dua bola yang digantung dan dimainkan hingga saling berbenturan sampai mengeluarkan suara atau bunyi yang khas pada tahun 1985 mulai dilarang diperjualbelikan dengan alasan keselamatan anak.

Pasalnya, kala itu permainan tersebut kabarnya sempat membuat banyak anak-anak di AS terluka, lantaran bola lato-lato itu bisa pecah jika dibenturkan terlalu keras hingga mengenai mata penggunaannya.

Hal itu dikuatkan dari penelusuran di internet dengan kata kunci clackers yang memunculkan pemberitaan tentang kepopuleran mainan tersebut.

Lato-lato padam cukup lama, sampai akhirnya kembali berjaya di tahun 90-an. Desain permainan ini diperbarui dengan bahan plastik yang umumnya berwarna cerah.

Baca Juga : Truk HD Melintas di Jalan Raya, Dishub: Harusnya Diangkut dan Dikawal

Baca Juga : SE Larangan Bermain Latto-latto Dikeluarkan, Kepsek SDN Sungai Jingah 5: Pemerintah Jangan Memberi Contoh

Di tahun 2017, lato-lato mulai populer di Mesir dengan nama Sisi’s Balls, yang ditujukan untuk menyindir Presiden Abdel Fattah el-Sisi. Sisi’s Ball artinya buah zakar dari Presiden el-Sisi.

Karena disebut penghinaan, alat yang dimainkan itu mulai disita oleh polisi. Hingga kini, lato-lato menjadi permainan yang muncul kembali dan sangat populer.

Tak hanya itu, mainan viral ini sempat dilarang untuk dimainkan di Inggris karena mengeluarkan bunyi yang sangat mengganggu kenyamanan.

Melansir Clover Cloud, lato-lato sempat melukai anak-anak di Inggris karena bahannya yang bisa meledak begitu saja ketika pecah. Tak sedikit kasus anak-anak yang mengalami patah tulang karena mainan tersebut.

Lato-lato pun sempat menjadi kontroversi karena dianggap menyerupai dengan boleadora, senjata yang digunakan oleh Koboy Argentina untuk menangkap hewan buruan.

Mereka menyebutnya bolas atau boleadora yang merupakan alat berburu primitif, dibuat untuk menangkap hewan.

Alat dengan dua bola dan tali yang dilemparkan ke arah hewan buruan ini akan menjerat kaki atau sayap hewan. Hingga akhirnya Lato-lato menjadi senjata paling terkenal yang digunakan oleh pemburu. (airlangga)

Editor: Abadi