MARTAPURA, klikkalsel.com – Pedagang Pasar Wadai Ramadan di Kabupaten Banjar tidak mau kembali berjualan, karena merasa rugi selama satu minggu berjualan di sana, Kamis (21/03/2024).
Pasar wadai yang diselenggarakan oleh Dinsbudporapar Kabupaten Banjar digelar di alun-alun RTH Ratu Zalecha Martapura. Berbeda dengan konsep sebelumnya yang menyediakan stand untuk pedagang di bagian bawah.
Pedagang yang mengisi Pasar Wadai Ramadan merupakan binaan dari Perumda Pasar Bauntung Batuah (PBB) dan Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan (DKUMP) Banjar.
Baca Juga Pasar Wadai Sepi, Pedagang Minta Bupati Banjar Datang Meninjau
Baca Juga Pasar Murah BCSR Jual Seribu Paket Sembako
Dikonfirmasi kepada Direktur PBB, Rusdiansyah mengatakan, pihaknya telah berusaha membujuk para pedagang untuk kembali berjualan. Namun ditolak, karena pedagang sudah mengalami kerugian yang cukup besar.
“Kemaren sudah kita coba untuk bujuk, namun mereka tidak mau, alasannya mereka selalu rugi karena dagangannya tidak laku dan tidak bisa dijual untuk esok harinya. Mereka kan berjualan kue basah bukan kue kering,” jelasnya saat ditemui klikkalsel.com di ruang kerjanya.
Rusdi juga mengatakan, para pedagang binaannya juga sempat mengusulkan kepada pihak SKPD yang menangani untuk membuat stand seperti biasanya, namun pihak Disbudporapar tetap melaksanakan di atas RTH Ratu Zalecha.
“Bukan saya yang menghadiri rapat, tapi bidang saya, tapi kemarin dari UMKM binaan kami ada menyarankan untuk membuka pasar wadai seperti tahun sebelumnya,” ucapnya.
Sementara itu, Wardah (34) salah satu pedagang asal Martapura, mengatakan krisis pengunjung sangat dirasakan oleh pihaknya, bahkan sebab itu ia mengaku tidak akan berjualan sampai selesai Ramadan.
“Aku juga tidak sampai akhir Ramadan jualan di sini, menghabiskan voucher aja. Habis itu kembali ke bawah (area tahun sebelumnya, red),” ungkapnya.
Bahkan ia menyayangkan dengan tidak adanya pembukaan pasar wadai yang diselenggarakan seperti tahun sebelumnya.
“Jika tahun sebelumnya dan Bupati sebelumnya ada pembukaan dengan potong pita, ini kadida (tidak ada, red). Maunya kami seperti sebelumnya saja tidak di atas sini,” ungkapnya.
“Masalahnya kami ini bejualan pakai duit. Jika tidak laku masa kita jual lagi,” imbuhnya.
Ia mengaku sudah mengutarakan keluhannya tersebut kepada pihak dinas terkait, namun hingga saat ini tidak digubris.
Dari pantauan klikkalsel.com, sudah terdapat puluhan stand ditinggalkan oleh pedagang, karena faktor sepinya pembeli. (Mada Al Madani)
Editor: Abadi