BANJARMASIN,klikkalsel.com – Hingga saat ini telah tercatat sebanyak 16 pasien positif corona dan 10 orang pasien dalam pengawasan (PDP) dengan jumlah orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 1.304 orang di Kalsel.
Bahkan ada 2 pasien meninggal dunia akibat virus Corona yang hingga kini belum ditemukan vaksinnya. Bahkan saat ini, Banjarmasin telah ditetapkan sebagai Zona Merah yang berarti jadi transmisi lokal penyebaran virus tersebut.
Namun disayangkan, Kalsel hanya mendapat jatah rapid test yang sangat terbatas dari pemerintah pusat, bahkan untuk Banjarmasin dan Tabalong yang memiliki 5 dan 1 orang pasien positif, hanya mendapat jatah masing-masing 40 alat tes tersebut.
Jumlah tersebut masih jauh dari mencukupi untuk melakukan deteksi awal terhadap mereka yang berstatus ODP. Melihat kondisi tersebut beberapa masyarakat meminta pemerintah mengambil langkah alternatif untuk melakukan pengadaan alat tersebut secara mandiri.
Selain dari pemerintah, diharapkan juga adanya partisipasi dari perusahaan-perusahaan yang selama ini beroperasional di Kalimantan Selatan untuk patungan membeli peralatan tersebut.
“Kalo memang bisa kenapa kita tidak beli sendiri, bahkan jika perlu mari kita beli alat Swab sendiri biar tidak ketergantungan dan menunggu pusat,” ujar salah satu warga, Heny, Sabtu (4/4/2020).
Menurutnya jika kondisi ini tidak ditanggulangi, ditakutkan penyebaran virus tersebut akan terus terjadi ditengah masyarakat.
Ia memang mengapresiasi tindakan pemerintah yang meminta warga yang berstatus ODP untuk mengkarantina diri secara mandiri, namun dari ribuan orang tersebut tidak semuanya dipastikan bersikap disiplin karena berbagai alasan.
Selain itu ia juga mencontohkan ada ODP yang akan tetap ke luar rumah jika ia adalah tulang punggung keluarga. Orang tersebut mau tidak mau akan tetap beraktivitas karena ia harus memenuhi kebutuhan anggota keluarganya.
“Kalau sudah di screening dengan rapid test, maka yang hasilnya positif bisa langsung di isolasi. Bukan seperti sekarang yang kesannya hanya menunggu gejala muncul baru diisolasi padahal ia telah berinteraksi dengan banyak orang,” ujarnya.
Senada dengan Heny, warga lain, Syahmardian juga meminta pemerintah daerah maupun kota menggandeng para pengusaha baik melalui dana CSR atau dana-dana lain.
“Pemerintah kan bilang akan menggandeng seluruh elemen. Saat ini masyarakat telah banyak melakukan upaya mandiri. Kini giliran berdayakan perusahaan-perusahaan tersebut,” tegasnya.(david)