Religi  

Puasa Bukan Sekedar Menahan Makan dan Minum, Berikut 3 Tingkatannya

Ustadz Khoironi

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Puasa pada dasarnya bukan sebatas untuk menahan segala sesuatu yang dapat membatalkan puasa seperti makan dan minum. Akan tetapi menurut beberapa orang, ibadah puasa adalah jalan untuk mendapatkan rahmat Allah SWT yang lebih dalam.

Seperti disampaikan Ustadz Khoironi kepada klikkalsel.com Selasa (5/4/2022), bahwa menurut Imam Al-Ghazali puasa itu ada tiga tingkatan.

“Diantaranya puasa umum, puasa khusus dan puasa paling khusus,” ujarnya.

Dijelaskannya, puasa umum yang dimaksud ialah menahan perut dan kemaluan dari memenuhi kebutuhan syahwat. Kemudian puasa khusus adalah menahan telinga, pendengaran, lidah, tangan, kaki, dan seluruh anggota tubuh dari dosa.

“Sedangkan puasa paling khusus adalah menahan hati agar tidak mendekati kehinaan, memikirkan dunia, dan memikirkan selain Allah SWT,” jelasnya.

Menurut Ustadz Khoironi, mengapa puasa itu dibagi tiga tingkatan dan setiap tingkatan disusun berdasarkan sifat orang yang menjalankan ibadah puasa.

Baca Juga : Niat Puasa Ramadhan Sebulan Penuh

Baca Juga : Begini Penjelasan Ustadz H Tawfiqurrahim Tentang Puasa dan Syarat Sahnya

Hal itu dikarenakan, dari beberapa orang, puasa ada kemungkinan hanya sebatas menahan diri dari makan dan minum. Namun, tidak menghindari perbuatan maksiat, seperti berprasangka buruk dan membicarakan keburukan orang lain serta menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa.

Berbeda dengan puasa orang saleh, mereka sudah paham bahwa puasa tidak sebatas menahan dari lapar dan haus, tetapi juga menahan diri dari perbuatan maksiat dan dosa.

“Menilai maksiat menjadi pembatal puasa, karena percuma berpuasa jika masih terus melaksanakan maksiat,” imbuhnya.

Lebih lanjut, kata Ustadz Khoironi bahwa tingkatan puasa paling khusus hanya dikerjakan oleh orang-orang tertentu.

Karena, menurutnya mereka tidak hanya menghindari diri dari perbuatan maksiat. Mereka memfokuskan pikirannya untuk selalu mengingat Allah SWT.

“Bahkan pikiran terhadap dunia akan dianggap merusak dan membatalkan puasa mereka,” jelasnya.

Semtara itu, puasa di bulan Ramadhan adalah sebuah amanah Allah SWT yang wajib dikerjakan. Banyak orang puasa hanya sekedar menahan diri dari makan dan minum

“Tetapi ada juga yang menganggap puasa adalah ibadah yang lebih dalam dari menghindari maksiat,” pungkasnya. (airlangga)

Editor: Abadi