BANJARMASIN, klikkalsel – Kepolisian menyatakan kasus kesetrumnya 7 orang pekerja dan salah satunya tewas saat pemasangan tiang fiber optik milik XL adalah murni kecelakaan kerja.
Hal tersebut disampaikan Kapolsek Kertak Hanyar melalui Kanit Reskrim, Ipda Cahyo Sugiono, Rabu (27/2/2019).
” Dari hasil pemeriksaan sementara kita simpulkan ini murni kecelakaan kerja,” ujarnya.
Kesimpulan tersebut didapat setelah pihaknya mengumpulkan keterangan dari kurang lebih 10 orang saksi termasuk pemborong.
Keterangan tersebut dicocokan dengan hasil olah TKP dan barang bukti yang didapat dilapangan.
“Kalau kita lihat pekerja ini sudah dilengkapi APD dan kalau dari hasil keterangan pemborong dan korban selamat prosedurnya pun sudah benar ,” ujarnya sembari memperlihatkan APD yang terakhir dipakai pekerja berupa rompi orange, helm dan sepatu safety.
Ditambahkannya dari keterangan rekan dan keluarga korban, bahwa korban yang tewas memiliki riwayat penyakit jantung.
Namun ia menegaskan jika kedepan pihaknya menemukan bukti baru, maka penyelidikan akan dilanjutkan kembali.
Sementara itu Kepala Pemborong Proyek Pemasangan Tiang, Asep mengatakan sebenarnya pihaknya ditunjuk oleh PT Tritama dari Jakarta yang merupakan rekanan dari PT XL Axiata untuk pemasangan tiang di wilayah Kalimantan Selatan.
“Kita rencananya akan pasang 178 tiang, namun baru masang tiang 34 sudah ada kejadian ini,” ujarnya.
Saat ditanya mengenai K3, Asep mengatakan ia sudah memperhatikan segala aspek keselamatan kerja.
Ia mencontohkan jika setiap pagi sebelum berangkat selalu diberikan pengarahan kepada para pekerja, salah satunya tentang penggunaan APD dan indentifikasi lokasi sebelum memulai pekerjaan.
“Diujung tiang juga sudah kita antisipasi dengan membungkusnya dengan pipa paralon, jadi jika kena kabel gak nyetrum,” jelasnya.
Namun ia pun tidak habis fikir kenapa kejadian tersebut bisa terjadi padahal pihaknya sudah berusaha seaman mungkin.
Selain itu diceritakannya pada kejadian tersebut para pekerja tersebut sedang memasang sebuah tiang sepanjang 9 meter yang terbuat dari besi.
Karena posisi yang kurang pas, para pekerja sempat cabut pasang atau membetulkan posisi tiang sebanyak tiga kali, saat pada waktu yang keempat mendadak terjadi sengatan listrik tersebut.
Namun menurut Asep, ia telah bertemu pihak keluarga korban dan keluarga telah menerima kenyataan bahwa ini adalah sebuah musibah.
“Meski demikian kami bertanggung jawab penuh seluruh biaya yang dikeluarkan hingga pemeberian tali asih,” pungkasnya. (david)
Editor : Farid





