Pengalaman Pemilu 2019 dan Pilkada 2020 Jadi Kunci Pengawasan Pemilu 2024

Anggota Komisi II DPR RI, M Rifqinizamy Karsayuda menjadi pembicara sosialisasi pengawasan penyelenggaraan Pemilu 2024.

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Anggota Komisi II DPR RI, M Rifqinizamy Karsayuda dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) merangkul masyarakat untuk menjadi pengawal pemilu partisipatif agar Pemilu 2024
terhindar dari hal-hal yang merusak demokrasi.

Hal ini disampaikan Rifqinizamy saat menjadi pembicara dalam sosialisasi pengawasan penyelenggaraan Pemilu di Kota Banjarmasin yang dihelat Bawaslu Kalsel, di Cangkir Coffee, Selasa (4/10/2022).

Kegiatan ini dihadiri puluhan guru dari anggota Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kalsel. Rifqi meyakini dengan partisipasi aktif dari elemen masyarakat, maka perhelatan Pemilu serentak tahun 2024 mendatang akan semakin lebih baik.

“Kita mempertaruhkan Pemilu 2024 ini bukan hanya dengan anggaran yang besar, tetapi juga hasil (Pemilu) juga baik, karena itu pengawasan publik menjadi kunci,” ucapnya kepada awak media.

Dia mengatakan sosialisasi dan edukasi kepemiluan akan digelar secara periodik, dengan menggandeng kelompok masyarakat sipil lainnya. Sehingga, ujarnya pelaksanaan Pemilu 2024 dapat terhindar dari hal-hal yang merusak demokrasi, seperti praktik politik uang, politik identitas, SARA, maupun hoaks.

Baca Juga : Bawaslu Temukan Data Oknum RT Rangkap Jabatan Pengurus Parpol

Baca Juga : Jalan Sehat HUT Partai Golkar ke 58 di Kalsel Berhadiah Umroh, Pendaftaran Peserta Dimulai Besok

Hal itu ditegaskannya bukan tanpa alasan. Rifqi membeberkan ketika turun ke lapangan, saat pemilu 2019 serentak dan Pilkada Kalsel tahun 2020 silam kerap kali mendapati praktik politik uang, politik identitas maupun SARA.

Sementara itu, Ketua Bawaslu Kalsel Azhar Ridhanie mengamini bahwa edukasi dan partisipasi aktif elemen masyarakat sipil menjadi kunci perhelatan pesta demokrasi yang semakin lebih baik.

“Kita berharap ada peran serta aktif masyarakat dalam mengawasi pemilu, salah satunya dewan guru yang dekat dengan dunia pendidikan,” tuturnya.

Guru, sebutnya, bisa memberikan edukasi kepada anak didiknya. Terutama pemilih pemula untuk mencegah terjadinya politik uang dan politik identitas.

“Kita berharap Pemilu serentak tidak ada money politik yang dilakukan oleh kandidat,” pungkasnya. (rizqon)

Editor: Abadi