BANJARMASIN, klikkalsel.com – Memasuki musim penghujan masyarakat Banjarmasin harus semakin waspada, khususnya dengan wabah Demam Berdarah Dengue (DBD).
Penyakit yang disebabkan oleh virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti sering kali merenggut nyawa manusia dengan cara menurunkan trombosit secara drastis, di fase kritis pasien DBD tersebut.
Dalam fase kritis tersebut biasanya pasien DBD sudah mulai merasa seperti sudah sembuh, dengan kondisi suhu tubuh Normal. Padahal, dalam fase tersebut jika tidak segera ditangani dapat mengakibatkan kematian karena menurunya trombosit dan bisa mengakibatkan pendarahan yang tidak disadari.
Kepala Unit Donor Darah, PMI Kota Banjarmasin, dr Aulia Ramadhan Supit, mengatakan bahwa dalam kondisi saat ini selain pandemi Covid-19, virus lain seperti DBD juga harus diwaspadai, khususnya di musim penghujan saat ini.
Saat ini saja ia mengatakan, bahwa keperluan darah di PMI Banjarmasin sedang meningkat, untuk pasien DBD.
Ia juga menerangkan, setiap harinya secara rutin Rumah Sakit yang ada di Banjarmasin sedikitnya memerlukan 100 kantong darah setiap harinya.
“Setiap Hari Rumah Sakit di Banjarmasin memerlukan 100 kantong darah,” ucapnya, Kamis (15/10/2020).
Pasien DBD sendiri, ujar dr Rama, sapaan akrab Ketua Unit Donor Darah Banjarmasin ini mengatakan, bahwa keperluan darah yang diperlukan sangat beragam.
“Biasanya tergantung permintaan dokter yang merawat, ada yang meminta sel darah merahnya saja, ada juga yang meminta darah segar, ada yang meminta plasmanya saja, dan ada juga yang meminta trombositnya. Nah itu jenis komponen darah,” ujarnya.
Namun untuk pasien DBD ini menurut dr Rama, biasanya yang diperlukan adalah trombositnya saja.
“Kebetulan untuk kasus pasien DBD ini biasanya yang diperlukan adalah trombositnya, jadi otomatis bukan yang darah merahnya itu tetapi sel trombositnya saja,” jelasnya.
Guna memenuhi keperluan permintaan sel trombosit tersebut, PMI bekerjasama dengan salah satu vendor untuk meminjam alat bernama Apharesis tanpa kompensasi apapun, ini dilakukan untuk pemenuhan trombosit bagi pasien DBD.
“Dengan alat yang kita pinjam ini pemenuhan trombosit bisa lebih efektif dan efisien, karena dengan alat ini kita cukup 1 orang saja, kualitasnya sama dengan 10 kantong trombosit biasa,” tuturnya.
dr Rama juga mengungkapkan, bahwa sel darah trombosit ini, tidak bisa disimpan terlalu lama, untuk itu keperluan trombosit ini hanya menunggu apabila ada yang memerlukan saja.
“Biasanya trombosit ini hanya bisa bertahan 5 hari saja, jadi kalau tidak ada permintaan kita tidak berani menstok trombosit itu,” tandasnya.
Selain itu dr Rama menyampaikan,
bagi pasien DBD keperluan darahnya pastinya sangat diperlukan, selain kondisi lain seperti kecelakaan, pasien gagal ginjal dan lainnya.
“Kalau kekurangan darah ataupun trombositnya menurun itu bisa menyebabkan kematian,” jelas dr Rama.
Ia menjelaskan bahwa alat Apharesis ini merupakan alat donor darah trombosit yang setara dengan 10 kantong trombosit biasa.
“Dengan alat ini, tidak perlu 10 orang tetapi cukup 1 orang saja, satu kantong trombosit Apharesis kandungannya sama dengan 10 kantong trombosit biasa,” ucapnya.
Dengan inovasi alat baru ini, menurut dr Rama bagi pendonor bisa kembali mendonorkan darahnya dua minggu setelah mendonor.
(fachrul)
Editor : Amran





