Pemko Banjarmasin Dorong Ekowisata dan Sinema Lokal untuk Bangkitkan Kota Seribu Sungai

Sekretaris Daerah Kota Banjatmasin, Ikhsan Budiman

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Kota Banjarmasin, yang dikenal luas sebagai Kota Seribu Sungai, terus menata langkah menuju kebangkitan sektor pariwisata terutama ekowisata berbasis sungai yang menjadi identitas kuat daerah ini.

Di tengah tantangan dan perubahan zaman, Pemerintah Kota Banjarmasin melalui Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) tak berhenti berinovasi dan berkolaborasi.

Salah satu titik terang dari upaya ini terlihat di kawasan Jembatan Antasan Bromo, yang pernah menjadi destinasi favorit wisata sungai.

Tempat ini sempat menjadi primadona, dipadati oleh pengunjung yang ingin menikmati keindahan khas Banjarmasin.

Namun, gemerlap itu mendadak meredup ketika pandemi Covid-19 melanda pada tahun 2020. Aktivitas wisata terpaksa dihentikan, dan denyut pariwisata pun melambat drastis.

Plt Kepala Disbudporapar Kota Banjarmasin, Fitriah mengatakan bahwa Pulau Bromo sudah dikembangkan sebagai kawasan ekowisata.

“Pulau ini menawarkan pemandangan delta sungai, nipah, gayam, dan mangrove yang dapat mengurangi abrasi,” ujarnya.

“Masyarakat lokal terlibat sebagai pemandu dan penyedia fasilitas. Ini adalah contoh nyata ekowisata di Banjarmasin yang sudah berjalan,” tambahnya.

Baca Juga Tertibkan Reklame Liar, Pemkot Banjarmasin Ultimatum Para Penyedia

Baca Juga Hingga Triwulan Kedua Serapan Anggaran Pemko Baru 30 Persen, Dinas PUPR Terendah

Setelah melewati masa sulit, Pemerintah Kota kembali bergerak cepat untuk membangkitkan daya tarik wisata. Tidak hanya dengan memperkuat destinasi fisik, tetapi juga menggandeng kekuatan ekonomi kreatif yang mulai tumbuh di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda.

Salah satu langkah nyata yang dilakukan adalah penyelenggaraan workshop sub sektor film oleh Bidang Ekonomi Kreatif (Ekraf) Disbudporapar Kota Banjarmasin.

Kegiatan ini menggandeng komunitas lokal dan bertujuan menumbuhkan ruang ekspresi serta potensi sinema di tengah masyarakat.

Sekretaris Daerah Kota Banjarmasin, Ikhsan Budiman, menyambut hangat inisiatif ini. Ia melihat peluang besar dari sinema lokal untuk menjadi media promosi dan pelestarian budaya yang lebih relevan di era digital.

“Tidak mesti ilmu itu nanti diwujudkan dalam promosi secara mutlak. Tapi bisa membuat film yang mengangkat genre atau budaya lokal,” ucapnya.

Ia juga menambahkan bahwa melalui pendekatan ini, promosi kota dapat dilakukan dengan cara yang lebih halus, mengena, dan emosional.

“Bisa mengangkat isu-isu lokal atau cerita rakyat yang ada di Banjarmasin, jadi secara tidak langsung itu menjadi salah satu promosi Kota Banjarmasin juga,” tuturnya.

Ikhsan pun menegaskan pentingnya peran aktif Disbudporapar dalam merangkul para pelaku wisata dan sineas lokal agar mereka bisa tumbuh bersama kemajuan zaman.

Pemerintah Kota dalam hal ini, tak hanya sebagai fasilitator, tetapi juga penggerak yang mendorong tumbuhnya kreativitas warga kota.

“Melalui hal itu Pemerintah mendorong mereka untuk bisa semakin berkembang di tengah kemajuan teknologi saat ini,” ungkapnya.

Dengan perpaduan antara kekayaan alam, budaya sungai, dan potensi besar ekonomi kreatif, harapan akan kebangkitan ekowisata di Banjarmasin kian menguat.

“Bukan hanya untuk mempercantik wajah kota, tetapi juga untuk menghidupkan kembali semangat masyarakat dalam mencintai dan mempromosikan kotanya sendiri,” jelasnya.

“Perlahan namun pasti, Banjarmasin tengah melangkah menuju masa depan pariwisata yang lebih inklusif dan berkelanjutan,” pungkasnya.(fachrul)

Editor : Amran