BANJARMASIN, klikkalsel- Tak salah jika disebut bahwa buku adalah jendela ilmu pengetahuan, sebab dari tulisan yang ada di dalam sebuah buku memberikan suatu pengetahuan yang luar bisa.
Seiring zaman berkembang, produksi buku semakin meningkat dan buku semakin muadah didapatkan. Tapi, bagaimana nasib penjual bukunya yang kembang kempes di tengah roda kehidupan.
Yusri salah seorang pedagang buku di kawasan Hasanuddin HM, mengatakatakan, sekarang harus mengikuti zaman biar bisa bertahan dan lagi harus selalu mengikuti kurikulum dan sistem pembelajaran.
Komsumen buku di toko miliknya kebanyakan dari kalangan pelajar, mahasiswa, dan pegawai. Tokonya sendiri lebih sering bekerja sama dengan instansi-instansi dan sekolah.
“Biasanya ada pengadaan buku dengan instansi. Mereka sering minta referensi buku untuk perpustakaan. Buku agama yang banyak,†kata Yusri pemilik Toko Buku Rayyan, Rabu (15/5/2019).
Saat ditanya saingan, ia tidak terlalu mempedulikan walaupun masih ada sekolah-sekolah yang langsung membeli buku ke penerbit, sedangkan hal itu tidak diperbolehkan.
“Kita gak memikirkan saingan, rezeki sudah ada yang mengatur,†ucapnya
Tak jauh dari toko Yusri sebuah toko Buku milik Sri yang dikelolanya sudah puluhan tahun, dirinya sangat merasa sekali perubahan yang terjadi , selain persaingan di bisnis buku tersebut.
“Dari tahun ketahun agak penurunan ditambah, dulu kan ada kebijakan kalau penerbit tidak boleh langsung menjual buku ke sekolah, tapi ya sekarang kebablasan lagi,†katanya.
Di tokonya pelajar dan mahasiswa yang paling sering mencari buku-buku baik itu buku tentang , filsapat, Hukum, ekonomi dan lain-lain.
“Biasanya mahasiswa yang ujian skripsi banyak mencari buku sebagai bahan reperensi penulisan skripsinya,†kata sri.(azka)
Editor : Amran