BANJARMASIN, klikkalsel.com – Belakangan ramai diberitakan beberapa cara menarik yang dilakukan jajaran Polresta Banjarmasin dalam menghadapi pengunjuk rasa, baik itu dari kalangan mahasiswa, buruh dan lainnya.
Mulai dari mengumandangkan shalawat, melengkapi diri dengan peci putih hingga menampilkan kesenian Sinoman Hadrah.
Usut punya usut, hal tersebut merupakan inovasi dan ide kreatif dari sang Kapolresta, Kombes Pol Rachmat Hendrawan.
Ia menuturkan bahwa apa yang dilakukannya bukan tanpa maksud atau sekedar iseng-iseng belaka. Namun lebih dari itu ada sebuah harapan dan makna yang terkandung dari perbuatan tersebut.
“Yang terutama, kita ingin unjuk rasa tersebut berjalan aman, damai, lancar dan sejuk. Untuk itu kita hadirkan shalawat dan doa bersama di setiap kesempatan sebelum dimulainya pengamanan unjuk rasa” ujar perwira penyandang tiga melati di pundaknya tersebut, Jumat (6/11/2020).
Ia meyakini shalawat dan doa yang dipanjatkan akan mendinginkan suasana dan menjaga kedua belah pihak, baik itu polisi dan pengunjuk rasa untuk tidak melakukan tindakan yang dapat mengganggu Kamtibmas.
Mengenai ditampilkannya kesenian Tradisional Sinoman Hadrah pada penyambutan pengunjuk rasa dari Forum Silaturahmi Majelis Ta’lim Banjarmasin yang mendatangi gedung DPRD Kalsel terkait kecaman kepada Presiden Perancis, Emanuel Macron, Kapolresta Banjarmasin mengatakan hal tersebut juga memiliki harapan seperti kegiatan-kegiatan sebelumnya, yaitu terciptanya situasi yang damai dan sejuk.
Selain itu, ia juga bermaksud memberikan hiburan dari kesenian tradisional agar dapat dinikmati oleh pengunjuk rasa dan polisi agar suasana tidak tegang.
“Selain melestarikan budaya Banjar, kita tahu bahwa Sinoman Hadrah memuat banyak syair shalawat dan kami meyakini hal tersebut dapat menghindarkan kita dari hal-hal negatif,” pungkasnya. (david)
Editor : Akhmad
