BANJARMASIN, klikkalsel – Akhirnya RSUD Ulin Banjarmasin memberikan klarifikasi terkait bayi berusia empat bulan penderita hidrosefalus, yang tidak dirawat inap.
Diketahui, Muhammad Al Amin sudah lima kali melakukan pemeriksaan kesehatan, tapi pihak RS Tipe A tersebut tidak mau menjadikan sebagai pasien rawat inap.
Padahal, Nurul Diana, selaku orang tua Al Amin satu satunya berkeinginan anaknya bisa dirawat inap dan anaknya mendapat perawatan medis sesuai penyakit yang dideritanya.
Direktur RSUD Ulin Banjarmasin Hj Suciati menyatakan, alasan pihak RS tidak memberi rawat inap, karena kondisi bayi asal barabai pengguna BPJS kesehatan tersebut, belum masuki kategori darurat.
Selain itu masih harus menjalani berapa tahapan, salah satunya anestesi. Saat ini, lanjutnya, penanganan medis Al Amin masih tahap observasi.
“Meski penderita hidrosefalus di bagian wajah tersebut sudah menjalani lima tindakan medis, tapi kondisinya belum masuk kategori darurat untuk dirawat inapkan,” jelasnya, saat dimintai komentar oleh wartawan, di RSUD Ulin Banjarmasin, Kamis (8/3/2018).
Oleh karena itu, sebutnya, Al Amin hanya menjalani rawat jalan. “Jadi, bukan tidak ditangani atau ditolak, tapi kita memang mengobservasi penyakitnya dulu. Kalau sudah tak gawat penyakitnya, kita rawat jalan dulu,” ucapnya.
Adapun pelayanan medis yang sudah diterima Al Amin, yaitu dilakukan CT Scan, pemeriksaan laboratorium terkait darah bayi, radiologi. “Bahkan, kedepannya anestesi akan dilakukan, melihat kondisi kesehatan Al Amin yang harus mendapatkan tindakan gizi,” timpalnya.
Rencananya beberapa hari ke depan Al Amin akan menjalani tindakan konsul anestesi di RSUD Ulin dari ahli Anak. “Apabila memenuhi syarat maka 2 atau 3 hari kedepan akan dipanggil, kalau dipanggil sekarang takutnya ruangan tidak muat,” jelasnya.
Diketahui, Al Amin pemilik kartu indonesia sehat dan pengguna layanan BPJS kesehatan. Ia merupakan rujukan RSUD H Damhuri Barabai, Hulu Sungai Tengah, untuk menjalani tindakan medis di RSUD Ulin Banjarmasin. (baha)
Editor : Farid
